Sudah 20 Hari Sejak Kematian Haniyeh, Iran Belum juga Menyerang Israel, Ada Apa?
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah membuat dunia waspada sejak berjanji untuk menyerang Israel sekitar 20 hari lalu.Itu menjadi sebuah langkah yang dapat menjerumuskan Timur Tengah ke dalam perang habis-habisan. Tapi, Israel belum juga menyerang Israel. Dunia pun bertanya-tanya.
Padahal, serangan yang dijanjikan oleh Iran tersebut dimaksudkan sebagai pembalasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada tanggal 31 Juli di Teheran, pemimpin politik kelompok Hamas.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan setelah pembunuhan tersebut bahwa Iran "berkewajiban" untuk membalas dendam atas "tamunya".
Serangan Iran telah "mendekati" selama dua minggu terakhir, dan antisipasi ini telah menyebabkan serangan histeria yang sering terjadi di media sosial yang memprediksi serangan oleh Iran dan sekutunya, termasuk kelompok Lebanon Hizbullah.
Foto/AP
Menunggu menunggu serangan Iran menjadi momen paling menyebalkan bagi Israel. Itu membuat Israel selalu berpikir berbagai skenario serangan Israel.
"Saya pikir mereka benar-benar menikmatinya: menyaksikan Israel terjebak dalam masa tunggu ini, membayar harga ekonomi dan psikologis yang mahal," kata Raz Zimmt, seorang peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, dilansir Radio Free Europe.
Foto/AP
Namun, dampak dari antisipasi tersebut merupakan pedang bermata dua yang juga merugikan Iran dan sekutunya. Pasalnya, banyak pihak menuding bahwa Iran tidak serius mewujudkan ancaman tersebut.
"Dampak negatif terhadap Israel, baik itu tekanan di dalam negeri, mobilisasi militer, dan bahkan konsekuensi ekonomi, tidak akan terbatas pada Israel, tetapi juga memengaruhi Iran dan Lebanon," demikian peringatan Michael Horowitz, kepala intelijen di konsultan Le Beck International yang berpusat di Bahrain.
Foto/AP
Para analis mengatakan gagasan bahwa Iran menunda pembalasannya karena menikmati dampak psikologis yang ditimbulkannya lebih merupakan alasan daripada strategi yang tepat.
Padahal, serangan yang dijanjikan oleh Iran tersebut dimaksudkan sebagai pembalasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh pada tanggal 31 Juli di Teheran, pemimpin politik kelompok Hamas.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan setelah pembunuhan tersebut bahwa Iran "berkewajiban" untuk membalas dendam atas "tamunya".
Serangan Iran telah "mendekati" selama dua minggu terakhir, dan antisipasi ini telah menyebabkan serangan histeria yang sering terjadi di media sosial yang memprediksi serangan oleh Iran dan sekutunya, termasuk kelompok Lebanon Hizbullah.
Sudah 20 Hari Sejak Kematian Haniyeh, Iran Belum juga Menyerang Israel, Ada Apa?
1. Menjebak Israel dalam Masa Tunggu
Foto/AP
Menunggu menunggu serangan Iran menjadi momen paling menyebalkan bagi Israel. Itu membuat Israel selalu berpikir berbagai skenario serangan Israel.
"Saya pikir mereka benar-benar menikmatinya: menyaksikan Israel terjebak dalam masa tunggu ini, membayar harga ekonomi dan psikologis yang mahal," kata Raz Zimmt, seorang peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, dilansir Radio Free Europe.
2. Memicu Tanda Tanya
Foto/AP
Namun, dampak dari antisipasi tersebut merupakan pedang bermata dua yang juga merugikan Iran dan sekutunya. Pasalnya, banyak pihak menuding bahwa Iran tidak serius mewujudkan ancaman tersebut.
"Dampak negatif terhadap Israel, baik itu tekanan di dalam negeri, mobilisasi militer, dan bahkan konsekuensi ekonomi, tidak akan terbatas pada Israel, tetapi juga memengaruhi Iran dan Lebanon," demikian peringatan Michael Horowitz, kepala intelijen di konsultan Le Beck International yang berpusat di Bahrain.
Baca Juga
3. Mengobarkan Perang Psikologis
Foto/AP
Para analis mengatakan gagasan bahwa Iran menunda pembalasannya karena menikmati dampak psikologis yang ditimbulkannya lebih merupakan alasan daripada strategi yang tepat.