Iran Kobarkan Perang Lawan Israel: Anggap Tugas Agama, Mundur Bisa Datangkan Murka Ilahi

Kamis, 15 Agustus 2024 - 13:10 WIB
loading...
Iran Kobarkan Perang...
Iran anggap perang melawan Israel sebagai tugas agama dan nasional. Mundur akibat tekanan Zionis dan sekutunya dianggap bisa mendatangkan murka ilahi. Foto/Iran International
A A A
TEHERAN - Iran terus mengobarkan perang melawan Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Teheran menganggap serangan terhadap Zionis sebagai tugas agama dan tugas nasional.

Juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Ali Mohammad Naeini mengatakan bahwa Israel akan menerima respons tegas atas pembunuhan Haniyeh.

Sedangkan Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf menegaskan bahwa membalas dendam atas kematian Haniyeh merupakan "tugas agama dan nasional."

Haniyeh terbunuh saat mengunjungi Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru negara tersebut, Masoud Pezeshkian.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan pemerintahnya agar tidak tertipu oleh perang psikologis yang digunakan Israel, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.



Dia mengatakan bahwa taktik semacam itu bertujuan untuk menanamkan rasa takut di antara rakyat Iran dan memaksa mundur dari tindakan militer.

Khamenei menyampaikan pernyataan tersebut selama pertemuan dengan anggota Kongres Nasional Martir Kohgiluyeh dan Provinsi Boyer-Ahmad.

"Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa kemunduran non-taktis di bidang apa pun, baik militer, politik, maupun ekonomi, akan mendatangkan murka ilahi," kata Khamenei, yang pernyataannya diunggah di X pada Rabu.

"Para martir melawan perang psikologis ini dengan pengorbanan dan perjuangan mereka dan menetralkannya," lanjut Khamenei, mengacu pada semua orang Iran yang bertempur dan menjadi martir selama perang Irak-Iran.

"Sejak kemenangan Revolusi [Iran], mereka menggunakan berbagai metode untuk [berusaha membuat bangsa kita] takut pada Amerika, Inggris, dan Zionis," imbuh dia, seraya menambahkan bahwa pemerintah tidak boleh "menyerah pada tuntutan" para hegemoni Barat.

"Pihak berwenang dapat menolak tuntutan jika mereka mengandalkan negara dan kemampuan mereka serta mempelajari tingkat kekuatan musuh yang sebenarnya," papar Khamenei, yang dilansir Al Mayadeen, Kamis (15/8/2024).

Pernyataan Khamenei muncul di saat ketegangan meningkat di kawasan Timur Tengah menyusul pembunuhan Haniyeh di Teheran.



Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai pelaku pembunuhan Haniyeh. Namun rezim Zionis tidak mengaku maupun menyangkal keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

Iran menyatakan respons terhadap agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya sudah siap dan tak terelakkan.

Penasihat Khamenei, Ali Shamkhani, mengatakan bahwa persiapan sudah dilakukan untuk pembalasan "yang keras dan menghancurkan" terhadap Israel setelah pembunuhan Haniyeh di Teheran.

"Proses hukum, diplomatik, dan media telah meletakkan dasar untuk menghukum berat rezim yang hanya mengerti bahasa kekerasan," tulis Shamkhani dalam sebuah posting yang dipublikasikan di X.

Di sisi lain, media Barat telah menjadikan respons Iran yang sah sebagai senjata, menggambarkannya sebagai rintangan yang mungkin dalam negosiasi Israel-Palestina yang dimediasi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1612 seconds (0.1#10.140)