Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Ini Respons Abu Ubaidah

Minggu, 11 Agustus 2024 - 13:06 WIB
loading...
Yahya Sinwar Jadi Pemimpin...
Abu Ubaidah, juru bicara militer Hamas Brigade al-Qassam, bersumpah setia pada pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto/Palestine Chronicle
A A A
GAZA - Yahya Sinwar telah dipilih menjadi pemimpin baru Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang telah dibunuh di Teheran, Iran. Abu Ubaidah, juru bicara militer Hamas; Brigade al-Qassam, merespons baik dengan menyatakan sumpah setia pada pemimpin baru.

Dalam sebuah unggahan yang dibagikan di saluran Telegramnya, Abu Ubaidah menyatakan bahwa terpilihnya Sinwar sebagai pimpinan Gerakan Perlawanan Palestina; Hamas, merupakan bukti vitalitas, persatuan, dan kekuatan kelompok tersebut.

“Brigade Al-Qassam bersumpah setia kepada pemimpin pejuang Yahya Sinwar dan mengumumkan kesiapan penuh mereka untuk melaksanakan keputusannya,” kata Abu Ubaidah.

“Mereka melihat terpilihnya dia sebagai pimpinan gerakan, menggantikan pemimpin pejuang syahid kami Ismail Haniyeh, sebagai bukti vitalitas, kohesi, dan kekuatan gerakan, atas karunia Allah SWT,” imbuh dia, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Minggu (11/8/2024).



Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin barunya, setelah pembunuhan biro politik gerakan tersebut, Ismail Haniyeh.

Haniyeh dibunuh di Teheran pada 31 Juli, sehingga Hamas harus mengambil keputusan dan tantangan untuk memilih pemimpin baru.

Kepemimpinan Hamas terbagi antara tiga komando, satu dipimpin oleh Saleh al-Arouri di Tepi Barat, yang lain oleh Yahya Sinwar di Gaza, dan Khaled Meshaal di luar negeri.

Haniyeh adalah pemimpin keseluruhan.

Israel dituduh membunuh Arouri pada bulan Januari, dan Haniyeh pada 31 Juli. Rezim Zionis tidak mengaku maupun menyangkal atas pembunuhan Haniyeh.

Setelah berhari-hari berunding, Dewan Syura Hamas Palestina memilih Sinwar sebagai pemimpin keseluruhan kelompok tersebut.

Sebelum pengangkatannya, Sinwar telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak 2017 dan terpilih kembali pada tahun 2021.

Sinwar dibebaskan pada tahun 2011 setelah menghabiskan 23 tahun di penjara Israel. Dia adalah salah satu dari lebih dari seribu tahanan yang dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dalam kesepakatan “Wafa al-Ahra”.

Israel menganggap Sinwar sebagai dalang di balik Operasi Badai al-Aqsa, yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Oleh karena itu, Israel telah menyatakan bahwa melenyapkan Sinwar adalah tujuan utama operasi militernya yang sedang berlangsung di Gaza.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1970 seconds (0.1#10.140)