Polisi Inggris Siaga Hadapi Kerusuhan yang Menarget Umat Muslim

Rabu, 07 Agustus 2024 - 23:10 WIB
loading...
A A A
"Pemandangan yang mengejutkan ini telah membuat banyak Muslim dan komunitas etnis minoritas takut dan cemas," kata Wali Kota London Sadiq Khan.

Berbagai unggahan daring mengatakan bahwa pusat imigrasi dan firma hukum yang membantu para migran akan menjadi sasaran pada hari Rabu. Sebagai tanggapan, kelompok antirasisme dan antifasis telah mengorganisir protes balasan di kota-kota di seluruh negeri.

Asylum Link Merseyside, yang mendukung pencari suaka dan pengungsi di Liverpool, mengatakan bahwa gedungnya ditutup dan tidak akan menerima kedatangan siapa pun. "Staf kami saat ini sedang berupaya mengamankan gedung," katanya.



Saat berjalan melewati etalase toko yang ditutup rapat di Biro Imigrasi Waltham Forest di timur laut London, yang telah muncul dalam daftar sasaran, Clarissa Rougier, seorang wanita kulit hitam berusia 40 tahun yang tinggal di daerah tersebut, mengatakan bahwa dia merasa tidak aman dan takut menjadi sasaran karena warna kulitnya.

"Mereka tidak menyadari bahwa kami dibawa ke sini untuk membangun negara ini... dan kemudian kebetulan kami berakar di sini," kata Rougier yang tampak kesal. "Hati saya hancur... saya merasa sedih."

Pemerintah telah membentuk apa yang disebut "pasukan tetap" yang terdiri dari 6.000 polisi spesialis untuk menanggapi setiap pecahnya kekerasan, dan mengatakan mereka akan memiliki jumlah personel yang cukup besar untuk menangani kerusuhan apa pun.

Kepala polisi London Mark Rowley mengatakan bahwa rencana polisi didasarkan pada daftar target yang mungkin, tetapi mereka akan tangkas dan siap menghadapi kemungkinan lain juga. "Itu sebabnya kami mengerahkan ribuan polisi malam ini. Kami akan melindungi orang-orang itu," katanya kepada wartawan. "Sama sekali tidak dapat diterima, terlepas dari pandangan politik Anda, untuk mengintimidasi sektor aktivitas yang sah dan kami tidak akan membiarkan sistem suaka imigrasi diintimidasi."

Stephen Parkinson, direktur penuntutan umum mengatakan anak-anak berusia 11 tahun telah terlibat dalam gangguan kekerasan dan "mungkin menghadapi konsekuensi seumur hidup atas tindakan mereka." Dewan Kepala Kepolisian Nasional mengatakan lebih dari 120 orang telah diburu ditangkap dan 428 orang ditangkap sehubungan dengan kekacauan tersebut.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)