Ditanya 'Terobosan Besar Virus Corona', Trump Kabur Tinggalkan Wartawan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba meninggalkan para wartawan dalam konferensi pers setelah salah satu jurnalis bertanya kepadanya perihal "terobosan besar virus corona ".
Dia mengatakan pihak berwenang Amerika telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat plasma darah dari pasien virus corona baru ( Covid-19 ) yang pulih sebagai pengobatan terhadap penyakit yang telah menewaskan lebih dari 176.000 orang di AS tersebut.
Trump mengatakan persetujuan tersebut adalah "terobosan bersejarah". (Baca: Rekaman Suara Adik Trump: Presiden Trump Kejam dan Pembohong )
“Ini adalah terapi yang ampuh yang mentransfusikan antibodi yang sangat, sangat kuat dari darah pasien yang sembuh untuk membantu merawat pasien yang sedang melawan infeksi saat ini. Tingkat keberhasilannya luar biasa," katanya pada hari Minggu.
Plasma diyakini mengandung antibodi kuat yang dapat membantu melawan penyakit lebih cepat dan membantu melindungi orang agar tidak terluka parah oleh penyakit tersebut.
Trump kemudian mengambil beberapa pertanyaan dari wartawan sebelum ditanya tentang seberapa aman dan efektif pengobatan tersebut, yang menurut seorang wartawan Trump tersirat terlalu berlebihan.
Trump menyerahkan pertanyaan itu kepada komisaris FDA Stephen Hahn yang berkata; “Jika Anda salah satu dari 35 dari 100 orang yang disarankan data ini, atau menunjukkan bertahan hidup sebagai hasilnya, ini cukup signifikan untuk orang itu dan keluarga mereka."
Trump kemudian tiba-tiba mengakhiri konferensi setelah menerima tiga pertanyaan. “Ini adalah hari yang sangat besar, hari yang telah kami nantikan. Terima kasih banyak pertanyaan yang bagus," katanya sebelum berjalan keluar menghindari rentetan pertanyaan dari para wartawan. (Baca juga: Ketua DPR AS Kecam Trump karena Klaim FDA Tunda Vaksin Covid-19 )
“Produk ini mungkin efektif dalam mengobati Covid-19 dan...manfaat yang diketahui dan potensial dari produk tersebut lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensial dari produk tersebut,” kata Administrasi Obat-obatan dan Makanan (FDA) dalam sebuah pernyataan.
Meskipun pengobatan tersebut telah digunakan pada pasien di Amerika Serikat dan negara lain, sejauh mana keefektifannya masih diperdebatkan oleh para ahli dan beberapa telah memperingatkan bahwa hal itu dapat membawa efek samping.
“(Terapi) plasa convalescentmungkin berhasil—meskipun masih perlu dibuktikan dalam uji klinis—tetapi tidak sebagai pengobatan penyelamatan bagi orang-orang yang sudah sakit parah,” kata Len Horovitz, spesialis paru di Lenox Hill Hospital di New York City, kepada AFP, yang dilansir Senin (24/8/2020).
Dia mengatakan bahwa plasma darah kemungkinan akan bekerja jauh lebih baik setelah seseorang terpapar virus, yakni ketika tubuh berusaha menetralkan infeksi.
Presiden Trump sebelumnya menuduh FDA sebagai bagian dari "deep state" dan menunda pengujian vaksin sampai setelah pemilihan presiden November mendatang.
Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany melalui Twitter mengatakan; "Terobosan terapeutik besar terungkap pagi ini". Dia mengatakan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar dan kepala FDA Stephen Hahn akan hadir dalam konferensi pers Trump.
Uji coba vaksin Covid-19 pada manusia saat ini sedang dilakukan di seluruh dunia dalam upaya untuk mengalahkan pandemi, yang sejauh ini telah menewaskan 800.000 orang di seluruh dunia, termasuk 174.000 orang Amerika.
Tidak ada vaksin yang lulus semua pemeriksaan keamanan yang diperlukan untuk diluncurkan ke masyarakat umum.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
Dia mengatakan pihak berwenang Amerika telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat plasma darah dari pasien virus corona baru ( Covid-19 ) yang pulih sebagai pengobatan terhadap penyakit yang telah menewaskan lebih dari 176.000 orang di AS tersebut.
Trump mengatakan persetujuan tersebut adalah "terobosan bersejarah". (Baca: Rekaman Suara Adik Trump: Presiden Trump Kejam dan Pembohong )
“Ini adalah terapi yang ampuh yang mentransfusikan antibodi yang sangat, sangat kuat dari darah pasien yang sembuh untuk membantu merawat pasien yang sedang melawan infeksi saat ini. Tingkat keberhasilannya luar biasa," katanya pada hari Minggu.
Plasma diyakini mengandung antibodi kuat yang dapat membantu melawan penyakit lebih cepat dan membantu melindungi orang agar tidak terluka parah oleh penyakit tersebut.
Trump kemudian mengambil beberapa pertanyaan dari wartawan sebelum ditanya tentang seberapa aman dan efektif pengobatan tersebut, yang menurut seorang wartawan Trump tersirat terlalu berlebihan.
Trump menyerahkan pertanyaan itu kepada komisaris FDA Stephen Hahn yang berkata; “Jika Anda salah satu dari 35 dari 100 orang yang disarankan data ini, atau menunjukkan bertahan hidup sebagai hasilnya, ini cukup signifikan untuk orang itu dan keluarga mereka."
Trump kemudian tiba-tiba mengakhiri konferensi setelah menerima tiga pertanyaan. “Ini adalah hari yang sangat besar, hari yang telah kami nantikan. Terima kasih banyak pertanyaan yang bagus," katanya sebelum berjalan keluar menghindari rentetan pertanyaan dari para wartawan. (Baca juga: Ketua DPR AS Kecam Trump karena Klaim FDA Tunda Vaksin Covid-19 )
“Produk ini mungkin efektif dalam mengobati Covid-19 dan...manfaat yang diketahui dan potensial dari produk tersebut lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensial dari produk tersebut,” kata Administrasi Obat-obatan dan Makanan (FDA) dalam sebuah pernyataan.
Meskipun pengobatan tersebut telah digunakan pada pasien di Amerika Serikat dan negara lain, sejauh mana keefektifannya masih diperdebatkan oleh para ahli dan beberapa telah memperingatkan bahwa hal itu dapat membawa efek samping.
“(Terapi) plasa convalescentmungkin berhasil—meskipun masih perlu dibuktikan dalam uji klinis—tetapi tidak sebagai pengobatan penyelamatan bagi orang-orang yang sudah sakit parah,” kata Len Horovitz, spesialis paru di Lenox Hill Hospital di New York City, kepada AFP, yang dilansir Senin (24/8/2020).
Dia mengatakan bahwa plasma darah kemungkinan akan bekerja jauh lebih baik setelah seseorang terpapar virus, yakni ketika tubuh berusaha menetralkan infeksi.
Presiden Trump sebelumnya menuduh FDA sebagai bagian dari "deep state" dan menunda pengujian vaksin sampai setelah pemilihan presiden November mendatang.
Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany melalui Twitter mengatakan; "Terobosan terapeutik besar terungkap pagi ini". Dia mengatakan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar dan kepala FDA Stephen Hahn akan hadir dalam konferensi pers Trump.
Uji coba vaksin Covid-19 pada manusia saat ini sedang dilakukan di seluruh dunia dalam upaya untuk mengalahkan pandemi, yang sejauh ini telah menewaskan 800.000 orang di seluruh dunia, termasuk 174.000 orang Amerika.
Tidak ada vaksin yang lulus semua pemeriksaan keamanan yang diperlukan untuk diluncurkan ke masyarakat umum.
Lihat Juga: Eks Menhan Israel Yoav Gallant akan Pergi ke AS Meski Ada Surat Perintah Penangkapan ICC
(min)