Teka-teki Senjata Turki yang Akan Lindungi Sistem Rudal S-400 Rusia
A
A
A
ANKARA - Turki sedang bersiap menyambut pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia pada awal pekan depan. Namun muncul teka-teki soal senjata yang akan melindungi sistem pertahanan canggih tersebut dari serangan pesawat yang terbang dengan ketinggian rendah.
Pakar penerbangan militer, Hakan Kilic, sistem pertahanan canggih seperti S-400 membutuhkan pelindung berupa sistem pertahanan rudal surface-to-air dan air-to-air jarak pendek dan menengah yang terletak di dekatnya. Dua sistem itu dibutuhkan untuk melawan serangan yang muncul dari "titik buta".
Kilic mengatakan bahwa selama negosiasi untuk pembelian sistem rudal canggih Rusia pada 2017, Ankara dan Moskow juga telah membahas pembelian senjata pelindungnya. Namun, belum ada pernyataan resmi yang muncul sejak itu.
Kepala Dinas Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis-Militer, Dmitry Shugaev, mengatakan pada 2018 bahwa Rusia siap untuk menjual rudal surface-to-air jarak pendek dan menengah serta sistem senjata artileri anti-pesawat Pantsir ke Turki untuk melindungi S-400.
Kilic mengatakan Rusia juga menggunakan sistem rudal surface-to-air TOR M-2 dan terkadang sistem rudal Buk untuk melindungi baterai S-400.
Menurut Kilic, otoritas Turki mungkin berencana untuk melindungi baterai S-400 melalui sistem baru yang diproduksi di dalam negeri. Dia menyebut Korkut—sistem senjata pertahanan udara yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan pertahanan terkemuka Turki; Aselsan—sebagai senjata yang dipilih.
Menurutnya, Turki juga mengembangkan sistem Hisar yang rencananya akan diproduksi secara serial.
"Saat ini sulit untuk mengatakan sesuatu yang jelas tentang jenis metode perlindungan apa yang akan dipilih Turki untuk S-400, tetapi saya ingin menambahkan bahwa sistem Hisar kami, yang saya harapkan akan menjadi tugas penting dalam hal ini, akan menjadi operasional dalam satu atau dua tahun setelah dimulainya produksi serial," kata Kilic, seperti dikutip dari surat kabar Yeni Safak, Sabtu (6/7/2019).
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Jumat bahwa pengiriman sistem S-400 ke Turki berjalan sesuai rencana.
Situs berita Turki Habertürk melaporkan pada hari Kamis bahwa pasokan perdana sistem S-400 akan dimuat pada pesawat kargo hari Minggu (7/7/2019) dan dikirim ke Turki pekan depan.
Menurut laporan tersebut, selain tim Rusia beranggotakan sembilan orang yang telah melakukan perjalanan ke Turki untuk pemasangan rudal, tim teknis lain akan tiba pada hari Senin.
Saluran berita NTV mengatakan pada hari Kamis bahwa Pangkalan Udara Mürted di Ankara telah dipilih untuk penyebaran baterai S-400 karena pertimbangan lokasi geografis dan infrastruktur yang ada. Pangkalan Udara itu terkenal setelah digunakan dalam upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.
Pakar penerbangan militer, Hakan Kilic, sistem pertahanan canggih seperti S-400 membutuhkan pelindung berupa sistem pertahanan rudal surface-to-air dan air-to-air jarak pendek dan menengah yang terletak di dekatnya. Dua sistem itu dibutuhkan untuk melawan serangan yang muncul dari "titik buta".
Kilic mengatakan bahwa selama negosiasi untuk pembelian sistem rudal canggih Rusia pada 2017, Ankara dan Moskow juga telah membahas pembelian senjata pelindungnya. Namun, belum ada pernyataan resmi yang muncul sejak itu.
Kepala Dinas Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis-Militer, Dmitry Shugaev, mengatakan pada 2018 bahwa Rusia siap untuk menjual rudal surface-to-air jarak pendek dan menengah serta sistem senjata artileri anti-pesawat Pantsir ke Turki untuk melindungi S-400.
Kilic mengatakan Rusia juga menggunakan sistem rudal surface-to-air TOR M-2 dan terkadang sistem rudal Buk untuk melindungi baterai S-400.
Menurut Kilic, otoritas Turki mungkin berencana untuk melindungi baterai S-400 melalui sistem baru yang diproduksi di dalam negeri. Dia menyebut Korkut—sistem senjata pertahanan udara yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan pertahanan terkemuka Turki; Aselsan—sebagai senjata yang dipilih.
Menurutnya, Turki juga mengembangkan sistem Hisar yang rencananya akan diproduksi secara serial.
"Saat ini sulit untuk mengatakan sesuatu yang jelas tentang jenis metode perlindungan apa yang akan dipilih Turki untuk S-400, tetapi saya ingin menambahkan bahwa sistem Hisar kami, yang saya harapkan akan menjadi tugas penting dalam hal ini, akan menjadi operasional dalam satu atau dua tahun setelah dimulainya produksi serial," kata Kilic, seperti dikutip dari surat kabar Yeni Safak, Sabtu (6/7/2019).
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Jumat bahwa pengiriman sistem S-400 ke Turki berjalan sesuai rencana.
Situs berita Turki Habertürk melaporkan pada hari Kamis bahwa pasokan perdana sistem S-400 akan dimuat pada pesawat kargo hari Minggu (7/7/2019) dan dikirim ke Turki pekan depan.
Menurut laporan tersebut, selain tim Rusia beranggotakan sembilan orang yang telah melakukan perjalanan ke Turki untuk pemasangan rudal, tim teknis lain akan tiba pada hari Senin.
Saluran berita NTV mengatakan pada hari Kamis bahwa Pangkalan Udara Mürted di Ankara telah dipilih untuk penyebaran baterai S-400 karena pertimbangan lokasi geografis dan infrastruktur yang ada. Pangkalan Udara itu terkenal setelah digunakan dalam upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.
(mas)