Dihukum AS karena S-400 Rusia, Erdogan: Berikan Dukungan, Bukan Sanksi
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam sanksi baru Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan pada Turki atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia. Dia mengatakan Turki membutuhkan dukungan dari sekutu NATO-nya, bukan hukuman.
Dalam pidatonya pada hari Senin, Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan terhalang dalam membela diri baik oleh sanksi AS atas pembelian senjata Moskow, atau pun sanksi yang disetujui oleh Uni Eropa sebagai respons atas pengeboran gas Turki di perairan Mediterania yang diklaim oleh Siprus. (Baca: AS Akhirnya Sanksi Turki karena Beli Sistem Rudal S-400 Rusia )
"Kami mengharapkan dukungan dari sekutu NATO kami, Amerika, dalam perang kami melawan organisasi dan pasukan teroris...bukan sanksi," kata Erdogan, seperti dikutip Russia Today, Selasa (15/12/2020).
Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB) pada hari Senin atas pengadaan sistem rudal anti-pesawat S-400, serta pembekuan aset dan pembatasan visa pada ketuanya.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa AS tidak akan mentoleransi transaksi signifikan dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia. Dia mendesak Turki untuk segera menyelesaikan masalah S-400.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa Ankara mengecam sanksi dan mengatakan tuduhan bahwa persenjataan barunya dapat membahayakan sistem NATO adalah tidak memberi manfaat teknis apa pun. (Baca: Dihukum AS karena Beli S-400 Rusia, Begini Reaksi Turki )
"Ankara akan mengambil langkah yang diperlukan," kata kementerian itu, yang menyebut penjatuhan sanksi oleh AS sebagai "kesalahan besar".
Untuk beberapa waktu, AS telah berusaha menghalangi Turki untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia dalam pembelian sistem rudal S-400, dengan mengklaim kekhawatiran bahwa senjata pertahanan itu dapat mengguncang NATO. Sebagai respons awal, Washington telah mengeluarkan Ankara dari program jet tempur siluman F-35.
Dalam pidatonya pada hari Senin, Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan terhalang dalam membela diri baik oleh sanksi AS atas pembelian senjata Moskow, atau pun sanksi yang disetujui oleh Uni Eropa sebagai respons atas pengeboran gas Turki di perairan Mediterania yang diklaim oleh Siprus. (Baca: AS Akhirnya Sanksi Turki karena Beli Sistem Rudal S-400 Rusia )
"Kami mengharapkan dukungan dari sekutu NATO kami, Amerika, dalam perang kami melawan organisasi dan pasukan teroris...bukan sanksi," kata Erdogan, seperti dikutip Russia Today, Selasa (15/12/2020).
Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB) pada hari Senin atas pengadaan sistem rudal anti-pesawat S-400, serta pembekuan aset dan pembatasan visa pada ketuanya.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa AS tidak akan mentoleransi transaksi signifikan dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia. Dia mendesak Turki untuk segera menyelesaikan masalah S-400.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa Ankara mengecam sanksi dan mengatakan tuduhan bahwa persenjataan barunya dapat membahayakan sistem NATO adalah tidak memberi manfaat teknis apa pun. (Baca: Dihukum AS karena Beli S-400 Rusia, Begini Reaksi Turki )
"Ankara akan mengambil langkah yang diperlukan," kata kementerian itu, yang menyebut penjatuhan sanksi oleh AS sebagai "kesalahan besar".
Untuk beberapa waktu, AS telah berusaha menghalangi Turki untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia dalam pembelian sistem rudal S-400, dengan mengklaim kekhawatiran bahwa senjata pertahanan itu dapat mengguncang NATO. Sebagai respons awal, Washington telah mengeluarkan Ankara dari program jet tempur siluman F-35.
(min)