Erdogan: Tes S-400 Rusia, Turki Tak Akan Konsultasi dengan AS!

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 00:02 WIB
loading...
Erdogan: Tes S-400 Rusia,...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Turki tidak akan konsultasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait uji coba sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia. Demikian penegasan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (23/10/2020).

Menurut presiden Turki tersebut pendekatan Washington tidak mengikat Ankara. (Baca: Turki Akhirnya Akui Telah Tes Sistem Rudal S-400 Rusia )

"Tesnya benar; itu telah dilakukan dan sedang dilakukan. Pendekatan AS tidak mengikat kami dengan cara apapun karena bagaimana kami tidak dapat menguji sarana yang kami miliki?," kata Erdogan.

"Tentu saja, kami tidak akan pergi untuk berkonsultasi dengan AS tentang itu. Tidak hanya untuk S-400, tetapi juga banyak senjata berat dan ringan lainnya. Beberapa di antaranya dibeli dari AS, kami juga melakukan tes untuk mereka, dan sekarang, dengan
cara yang sama. Kami akan terus melakukan tes dan latihan," lanjut dia sepertidisiarkan oleh TRT. (Baca: Media Rusia: Tes Sistem Rudal S-400 oleh Turki Gagal )

Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengonfirmasi bahwa negaranya telah melakukan tes sistem pertahanan S-400 di Sinop. Menurutnya, uji coba senjata pertahanan canggih tersebut merupakan pekerjaan yang dijadwalkan dalam kontrak.

Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pinjaman untuk pengiriman sistem S-400 pada Desember 2017. Pada 2019, Turki menerima beberapa baterai S-400 senilai USD2,5 miliar.

Namun, kesepakatan itu telah dikritik keras oleh NATO dan AS, yang telah mengutip masalah keamanan terkait dengan ketidakcocokan S-400 dengan sistem pertahanan udara NATO. Sebagai respons-nya, Washington telah menangguhkan Ankara dari program jet tempur siluman F-35, dan mengancam untuk menghapus negara sepenuhnya dari proyek tersebut. (Baca: Turki Masih Incar Sistem Rudal Patriot AS meski Miliki S-400 Rusia )

Senator AS juga mengusulkan pemerintah Presiden Donald Trump untuk membeli S-400 dari Ankara dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan. Tetapi Turki telah berulang kali menolak untuk melanggar kesepakatan dengan Moskow dan berjanji untuk mengaktifkan sistem rudal, yang dikirim musim panas lalu, meskipun ada ancaman sanksi AS.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1804 seconds (0.1#10.140)