Diimpor Orang Kaya, Covid-19 Bikin Sengsara Warga Miskin Brasil

Jum'at, 01 Mei 2020 - 21:30 WIB
loading...
Diimpor Orang Kaya,...
Penumpang memakai masker di dalam bus di Rio de Janeiro, Brasil, 29 April. Foto/REUTERS/Ricardo Moraes
A A A
SAO PAULO - Diimpor oleh orang-orang kaya Brasil yang berlibur di Eropa, virus corona (Covid-19) kini menyengsarakan warga miskin di negara itu.

Wabah itu menyebar cepat di pemukiman kumuh padat penduduk sehingga virus itu semakin sulit dikontrol. Data kesehatan publik untuk kota Sao Paulo, Rio de Janeiro dan Fortaleza menunjukkan perpindahan virus dalam beberapa pekan dari wilayah pemukiman kaya ke daerah miskin di pinggiran kota.

Perubahan itu diketahui dari korban meninggal corona yang telah mencapai 6.000 orang di Brasil. Banyak peneliti menyebut Brasil sebagai pusat wabah corona selanjutnya.

Para peneliti di Imperial College London memperkirakan tingkat penyebaran pekan ini di Brasil merupakan yang tertinggi di dunia.

Banyak wilayah kumuh semakin menderita saat krisis corona karena kurangnya air bersih, sistem pembuangan limbah dan fasilitas layanan kesehatan yang buruk.

Wilayah miskin Brasilandia mencatat korban meninggal tertinggi akibat corona. Warga di sana menyatakan bar masih penuh pengunjung dan pesta dansa terbuka masih menarik ribuan orang pada akhir pekan.

“Bagi mereka yang tidak sadar, tampaknya penyakit itu tidak ada,” kata Paulo dos Santos, 43, yang kehilangan ayahnya yang meninggal akibat virus corona di Brasilandia.

Di Rio, Leblon, Copacabana dan Barra da Tijuca, yang pertama kali menderita akibat wabah di Brasil, dengan 190 kasus pada 27 Maret. Adapun di wilayah miskin Campo Grande, Bangu dan Iraja, hanya dilaporkan delapan kasus.

Selama pekan lalu, kondisinya berubah. Wilayah miskin itu melaporkan 66 kasus baru dan kawasan kaya mengalami 55 kasus.

Di wilayah miskin, kelaparan lebih dianggap sebagai ancaman akut. Warga pun mengabaikan kebijakan karantina.

William de Oliveira, kepala komunitas di Rocinha dapat menyebut nama-nama temannya yang meninggal akibat corona. Namun kehidupan di sana masih terlihat normal, toko dan bar masih tetap penuh pengunjung.

“Kita dapat mengatasi masalah ekonomi, tapi kita tidak bisa mengembalikan nyawa orang,” tutur Oliveira. (Baca Juga: Beberapa Hari Lagi Masjidilharam dan Masjid Nabawi Kembali Dibuka)
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1666 seconds (0.1#10.140)