Krisis Suriah, AS Desak PBB Gunakan Strategi Baru

Jum'at, 28 Juni 2019 - 10:28 WIB
Krisis Suriah, AS Desak PBB Gunakan Strategi Baru
Krisis Suriah, AS Desak PBB Gunakan Strategi Baru
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) mendesak PBB untuk menemukan jalan baru bagi konflik di Suriah. AS mengatakan upaya PBB untuk membangun solusi politik sejauh ini telah gagal untuk mendapatkan daya tarik.

"Sudah waktunya untuk mengakui bahwa tidak hanya kemajuan yang terhenti, kemungkinan akan tetap di luar jangkauan untuk beberapa waktu, karena itulah yang diinginkan rezim (Suriah)," kata penjabat Duta Besar AS untuk PBB Jonathan Cohen seperti dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (28/6/2019).

Cohen mengatakan upaya 17 bulan untuk membentuk sebuah komite yang akan menulis ulang konstitusi Suriah terhenti karena ketidaksepakatan rezim atas susunannya.

"Sudah tiba waktunya bagi Dewan Keamanan untuk mendorong utusan khusus (Geir) Pedersen mencoba rute lain guna mencapai solusi politik," ucap Cohen.

PBB memandang konstitusi baru sebagai langkah kunci menuju solusi politik untuk konflik delapan tahun yang akan membuka jalan bagi pemilihan.

Namun Cohen mengatakan utusan PBB untuk Suriah mestinya fokus pada persiapan pemilu yang akan mencakup partisipasi pengungsi dalam pemungutan suara. Mengamankan gencatan senjata permanen di seluruh negeri dan pembebasan tahanan politik juga sangat penting.

"Gedung Putih akan mencari apa pun dan setiap kesempatan untuk meningkatkan tekanan kami pada rezim dan pendukungnya jika kemajuan politik di jalur kemanusiaan dan politik terus macet," tegas Cohen.

Lebih dari 300.000 orang telah terbunuh dan jutaan lainnya mengungsi sejak konflik Suriah pecah pada 2011.

Pada saat itu, pasukan pemerintah Rusia meluncurkan penumpasan brutal terhadap pengunjuk rasa damai yang menyerukan pembebasan tahanan politik dan menyerukan Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.

Sejak itu, konflik telah berkembang menjadi perang multi-front yang melibatkan kekuatan global, negara-negara tetangga dan aktor-aktor non-negara, termasuk AS, Rusia dan Iran.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4755 seconds (0.1#10.140)