Penuntutan 2 Jenderal PLA Perlihatkan 'Penyakit' Serius di Militer China
loading...
A
A
A
Skandal Terburuk
"Tidak ada alasan untuk memasukkan air ke dalam rudal, kecuali jika itu adalah sabotase yang disengaja. Jika itu adalah sabotase yang disengaja, China tidak akan begitu saja mendepak pejabat ini atau itu. Mereka pasti sudah ditangkap, diadili, dan ditembak. Sabotase atau penghancuran rudal nuklir strategis adalah kejahatan yang sangat serius. Gagasan bahwa beberapa pejabat akan langsung diberhentikan dari pekerjaan mereka bukanlah respons terhadap tindakan kriminal setingkat ini," tulis seorang kolumnis di Asia Times pada Januari lalu.
Ia menduga bahwa cerita tentang rudal yang diisi air telah ditanamkan “kelompok Xi” sebagai pengalihan isu.
Menurutnya, Presiden China Xi Jinping berada dalam masalah karena perebutan kekuasaan di China. Dia sekarang menggunakan taktik penyelidikan korupsi untuk menyingkirkan para pesaingnya dan siapa pun yang menurutnya merupakan ancaman bagi kepemimpinan.
Baik Jenderal Wei maupun Jenderal Li pernah menduduki jabatan tinggi dalam hierarki CCP. Keduanya pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Negara, jabatan tertinggi di CCP, dan pernah menjadi anggota Komisi Militer Pusat—komando tinggi PLA yang dipimpin Presiden Xi sendiri.
Ada banyak alasan bagi Presiden Xi untuk berada dalam masalah. "Telah tumbuh skeptisisme terhadap laporan Beijing mengenai ekspansi yang kuat. China diganggu oleh gejala-gejala ekonomi yang merosot: deflasi yang semakin dalam, harga properti yang anjlok, gagal bayar utang yang terus berlanjut, mata uang yang melemah, pelarian modal yang semakin cepat, dan pemerintah daerah yang gagal," tulis kantor berita Newsweek dalam laporannya.
Namun sekarang, kedua mantan Menteri Pertahanan China yang telah dikeluarkan dari CCP itu akan dituntut dalam apa yang dianggap sebagai skandal terburuk yang menimpa PLA. Laporan media lokal membantah dugaan bahwa kedua jenderal tersebut telah dibebaskan dengan hukuman ringan.
Xinhua, kantor berita milik pemerintah China, telah melaporkan: "Li Shangfu mengkhianati misi awalnya, mengkhianati kepercayaan Komite Sentral Partai dan Komisi Militer Pusat, serta menyebabkan kerusakan besar pada tujuan partai dan pertahanan nasional."
Tuduhan semacam itu sungguh berat, yang menurut para pengamat, dapat berarti hukuman penjara seumur hidup bagi Jenderal Li—seorang insinyur kedirgantaraan China yang telah memimpin Pasukan Roket PLA yang sangat penting dan telah dipilih untuk jabatan pertahanan tertinggi oleh Presiden Xi sendiri.
Sebelumnya, Jenderal Li telah menghabiskan puluhan tahun di Divisi Peralatan yang mengurus pengadaan barang untuk PLA. Dia menghilang pada tahun 2023.
Gelombang Kejut di Militer China
Sementara itu, kejahatan Jenderal Wei dikatakan sangat serius, dengan dampak yang sangat merugikan dan kerusakan luar biasa, menurut temuan penyelidikan.