Penuntutan 2 Jenderal PLA Perlihatkan 'Penyakit' Serius di Militer China
loading...
A
A
A
BEIJING - Partai Komunis China (CCP) telah mendepak Jenderal Wei Fanghe dan Jenderal Li Shangfu atas tuduhan korupsi dan memulai penuntutan terhadap mereka.
Kasus mereka telah menghidupkan kembali pembicaraan mengenai kemungkinan bahwa beberapa rudal jarak jauh di bawah komando Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah diisi air, bukan bahan bakar. Selain itu, silo yang didirikan di wilayah Xinjiang untuk menampung beberapa rudal memiliki tutup yang tidak pas.
Mengutip dari CNI Myanmar pada Jumat (5/7/2024), laporan seputar rudal dan silo tersebut sempat dianggap terlalu mengada-ada oleh para pengamat Barat.
Ketika Jenderal Wei dan penggantinya; Jenderal Li, dipecat sebagai Menteri Pertahanan China secara berurutan pada tahun 2023 dan menghilang dari pandangan publik, dunia mencari jawaban. Secara resmi, keduanya telah dituduh melakukan penyuapan tanpa penjelasan lebih lanjut.
Saat itulah muncul laporan yang mengutip sumber intelijen Amerika Serikat (AS) bahwa beberapa rudal jarak jauh di gudang senjata China ditemukan terisi air, dan silo rudal memiliki tutup yang rusak.
Dengan kata lain, penipuan besar sedang berlangsung di Pasukan Roket Strategis PLA—menimbulkan keraguan serius tentang kekuatan serang angkatan bersenjata China dan pertanyaan apakah PLA adalah “macan kertas”.
Seperti yang ditulis Pusat Studi Strategis dan Internasional pada 25 Januari 2024 bahwa sembilan pejabat tinggi militer China dicopot dalam apa yang disebut sebagai “pembersihan” pada Desember 2023. Pencopotan ini meliputi pejabat dari Pasukan Roket Strategis PLA yang mengawasi rudal bersenjata nuklir China.
Menurut intelijen AS, pelaporan selanjutnya menunjukkan bahwa “pembersihan” itu disebabkan oleh korupsi yang meluas, yang telah merusak upaya memodernisasi angkatan bersenjata dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan China untuk berperang.
Secara khusus kala itu, rudal-rudal China diduga terisi air, bukan bahan bakar. Para pakar meragukan kebenaran dari laporan tersebut yang dikaitkan dengan intelijen AS.
Kasus mereka telah menghidupkan kembali pembicaraan mengenai kemungkinan bahwa beberapa rudal jarak jauh di bawah komando Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah diisi air, bukan bahan bakar. Selain itu, silo yang didirikan di wilayah Xinjiang untuk menampung beberapa rudal memiliki tutup yang tidak pas.
Mengutip dari CNI Myanmar pada Jumat (5/7/2024), laporan seputar rudal dan silo tersebut sempat dianggap terlalu mengada-ada oleh para pengamat Barat.
Ketika Jenderal Wei dan penggantinya; Jenderal Li, dipecat sebagai Menteri Pertahanan China secara berurutan pada tahun 2023 dan menghilang dari pandangan publik, dunia mencari jawaban. Secara resmi, keduanya telah dituduh melakukan penyuapan tanpa penjelasan lebih lanjut.
Saat itulah muncul laporan yang mengutip sumber intelijen Amerika Serikat (AS) bahwa beberapa rudal jarak jauh di gudang senjata China ditemukan terisi air, dan silo rudal memiliki tutup yang rusak.
Dengan kata lain, penipuan besar sedang berlangsung di Pasukan Roket Strategis PLA—menimbulkan keraguan serius tentang kekuatan serang angkatan bersenjata China dan pertanyaan apakah PLA adalah “macan kertas”.
Seperti yang ditulis Pusat Studi Strategis dan Internasional pada 25 Januari 2024 bahwa sembilan pejabat tinggi militer China dicopot dalam apa yang disebut sebagai “pembersihan” pada Desember 2023. Pencopotan ini meliputi pejabat dari Pasukan Roket Strategis PLA yang mengawasi rudal bersenjata nuklir China.
Menurut intelijen AS, pelaporan selanjutnya menunjukkan bahwa “pembersihan” itu disebabkan oleh korupsi yang meluas, yang telah merusak upaya memodernisasi angkatan bersenjata dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan China untuk berperang.
Secara khusus kala itu, rudal-rudal China diduga terisi air, bukan bahan bakar. Para pakar meragukan kebenaran dari laporan tersebut yang dikaitkan dengan intelijen AS.