Terancam Perang Besar, AS Bersiap Evakuasi Warga Amerika dari Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Menanggapi meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah, Pentagon telah secara strategis menempatkan kembali aset militer Amerika Serikat (AS) di Mediterania pada Jumat (28/6/2024).
Langkah ini sebagai persiapan kemungkinan evakuasi warga negara Amerika jika pecah perang besar antara Israel dan Hizbullah, menurut laporan Anadolu Agency.
"USS Wasp", kapal serbu amfibi, bersama dengan Marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-24, telah bergabung dengan pasukan angkatan laut AS lainnya di wilayah tersebut.
“Mereka mempersiapkan kemungkinan evakuasi warga negara Amerika dan misi lainnya,” ungkap laporan NBC News, mengutip pejabat pertahanan AS.
Langkah ini bertujuan mencegah eskalasi regional dan mendukung kemungkinan keberangkatan dengan bantuan militer.
Meskipun ada tekanan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pejabat Israel bersikeras menargetkan Hizbullah di Lebanon dan bertujuan membangun zona penyangga sepanjang 10 mil di sepanjang perbatasan Lebanon, menurut sumber AS dan Israel.
“Tujuannya adalah mengembalikan ketenangan ke Israel utara sehingga 60.000 warga Israel yang telah meninggalkan negara itu dalam delapan bulan terakhir karena tembakan roket Hizbullah dapat pulang,” ujar salah satu pejabat.
Pada tahun 2022, Departemen Luar Negeri AS memperkirakan 86.000 orang Amerika tinggal di Lebanon.
Selama perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, Washington mengevakuasi 15.000 orang dari negara itu.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Beirut telah menyarankan warga Amerika mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon karena situasi keamanan yang tidak stabil.
Kanada juga sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mengevakuasi sekitar 20.000 warga negaranya dari Lebanon.
Langkah ini sebagai persiapan kemungkinan evakuasi warga negara Amerika jika pecah perang besar antara Israel dan Hizbullah, menurut laporan Anadolu Agency.
"USS Wasp", kapal serbu amfibi, bersama dengan Marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-24, telah bergabung dengan pasukan angkatan laut AS lainnya di wilayah tersebut.
“Mereka mempersiapkan kemungkinan evakuasi warga negara Amerika dan misi lainnya,” ungkap laporan NBC News, mengutip pejabat pertahanan AS.
Langkah ini bertujuan mencegah eskalasi regional dan mendukung kemungkinan keberangkatan dengan bantuan militer.
Meskipun ada tekanan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pejabat Israel bersikeras menargetkan Hizbullah di Lebanon dan bertujuan membangun zona penyangga sepanjang 10 mil di sepanjang perbatasan Lebanon, menurut sumber AS dan Israel.
“Tujuannya adalah mengembalikan ketenangan ke Israel utara sehingga 60.000 warga Israel yang telah meninggalkan negara itu dalam delapan bulan terakhir karena tembakan roket Hizbullah dapat pulang,” ujar salah satu pejabat.
Pada tahun 2022, Departemen Luar Negeri AS memperkirakan 86.000 orang Amerika tinggal di Lebanon.
Selama perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, Washington mengevakuasi 15.000 orang dari negara itu.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Beirut telah menyarankan warga Amerika mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon karena situasi keamanan yang tidak stabil.
Kanada juga sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mengevakuasi sekitar 20.000 warga negaranya dari Lebanon.
(sya)