China Buat Kapal 540 Kali Lebih Banyak per Tahun Dibandingkan Amerika Serikat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - China saat ini memproduksi kapal 540 kali lebih banyak per tahun dibandingkan Amerika Serikat (AS), menurut anggota Kongres AS John Moolenaar dalam sidang Kongres.
“Saat ini, Amerika Serikat menyumbang sepersepuluh dari 1% (0,1%) pembuatan kapal global, sementara galangan kapal China yang hampir 20% biaya operasionalnya disubsidi oleh Beijing menyumbang 54%,” ungkap Moolenar.
Moolenaar berpidato di depan Komite Pemilihan DPR AS pada sidang tentang persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China yang diberi judul "Dari Teknologi Tinggi ke Baja Berat: Melawan Strategi Republik Rakyat China untuk Mendominasi Semikonduktor, Pembuatan Kapal, dan Drone."
“China berusaha membangun industrinya untuk membangun dominasi industri yang langgeng di seluruh dunia yang menjamin kemenangan ideologis global dari sistem otokratis dan anti-demokrasinya,” ujar Moolenaar.
“Partai Komunis China bercita-cita menjadi gudang otokrasi,” papar Moolenaar.
“Ambisi ini berbeda dengan deklarasi Presiden AS Franklin Roosevelt pada Perang Dunia II bahwa Amerika Serikat harus menjadi gudang demokrasi,” ujar Moolenaar.
“Saat ini, Amerika Serikat menyumbang sepersepuluh dari 1% (0,1%) pembuatan kapal global, sementara galangan kapal China yang hampir 20% biaya operasionalnya disubsidi oleh Beijing menyumbang 54%,” ungkap Moolenar.
Moolenaar berpidato di depan Komite Pemilihan DPR AS pada sidang tentang persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China yang diberi judul "Dari Teknologi Tinggi ke Baja Berat: Melawan Strategi Republik Rakyat China untuk Mendominasi Semikonduktor, Pembuatan Kapal, dan Drone."
“China berusaha membangun industrinya untuk membangun dominasi industri yang langgeng di seluruh dunia yang menjamin kemenangan ideologis global dari sistem otokratis dan anti-demokrasinya,” ujar Moolenaar.
“Partai Komunis China bercita-cita menjadi gudang otokrasi,” papar Moolenaar.
“Ambisi ini berbeda dengan deklarasi Presiden AS Franklin Roosevelt pada Perang Dunia II bahwa Amerika Serikat harus menjadi gudang demokrasi,” ujar Moolenaar.
(sya)