Turki: AS Tolak Ajakan Memeriksa Sistem Rudal S-400 Rusia

Minggu, 21 April 2019 - 00:17 WIB
Turki: AS Tolak Ajakan Memeriksa Sistem Rudal S-400 Rusia
Turki: AS Tolak Ajakan Memeriksa Sistem Rudal S-400 Rusia
A A A
ANKARA - Amerika Serikat (AS) tidak menanggapi ajakan Turki untuk membentuk komisi bersama guna memeriksa sistem rudal S-400 buatan Rusia. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Washington telah lama menekan Ankara untuk tidak membeli senjata pertahanan canggih Moskow itu. Menurut Washington, sistem rudal tersebut membahayakan pesawat-pesawat jet tempur buatan Amerika Serikat termasuk jet tempur siluman F-35 yang juga dibeli Ankara.

Menlu Cavusoglu mengatakan Amerika harus memahami bahwa Turki sangat membutuhkan senjata pertahanan itu untuk mempertahankan wilayah udaranya. "Sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi NATO dan AS," kataya, seperti dikutip dari Military.com, Minggu (21/4/2019).

Pada 11 April lalu, Cavusoglu mengatakan bahwa ahli dari AS dan NATO dipersilakan datang ke Turki untuk memastikan bahwa sistem pertahanan udara S-400 Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi NATO.

"Meskipun AS mendesak Turki untuk membatalkan pembelian sistem pertahanan rudal udara S-400 Rusia, (negara) itu tidak menjamin akan menjual sistem pertahanan udara Patriot kepada kami," ujarnya.

Seperti yang diumumkan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo sebelumnya, AS percaya bahwa Turki tidak akan dapat memiliki baik pesawat jet tempur F-35 Amerika dan sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia secara bersamaan, karena secara teknis hal itu tidak memungkinkan. "Menurut sumber Pentagon, tidak mungkin meluncurkan F-35 di ruang di mana S-400 dioperasikan," kata Pompeo.

Presiden Recep Tayyip Erdogan menyampaikan bahwa Turki akan menerima sistem rudal S-400 lebih awal dari yang dijadwalkan. Menurutnya, pasokan pertama dari sistem rudal S-400 akan tiba pada Juli 2019.

Dia menegaskan bahwa meskipun ada keberatan dari AS, Turki tidak akan membatalkan pembelian S-400. "Masalah ini sudah diselesaikan oleh Turki," kata Erdogan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3557 seconds (0.1#10.140)