Senator Sarankan AS Beli Sistem Rudal S-400 Rusia dari Turki
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Anggota Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, John Thune, mengusulkan undang-undang yang memungkinkan Washington untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dari Turki.
Usul itu dipuji sebagai taktik cerdas, yakni mengeksploitasi teknologi sistem rudal canggih Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara.
Senjata pertahanan buatan Rusia ini telah jadi pemantik perseteruan antara Washington dan Ankara setelah pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan nekat membelinya dari Moskow meski ditentang Amerika.
Amerika sejak awal menentang pemerintah Erdogan mengakuisisi sistem rudal canggih Rusia tersebut dengan alasan bisa membahayakan jet tempur siluman F-35 AS, termasuk membuka peluang Moskow mengetahui rahasia kelemahan jet tempur itu. Alasan lain, S-400 Moskow tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi )
Namun, pemerintah Erdogan nekat membelinya dan membuat pemerintah Presiden Donald Trump mendepak Ankara dari keanggotaan program konsorsium bersama jet tempur siluman F-35. Bahkan, Washington menangguhkan pengiriman jet tempur yang telah dibeli Turki.
Senator Thune mempertimbangkan amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2021 yang dapat memungkinkan Washington untuk membeli perangkat militer berbahaya Rusia itu melalui anggaran pengadaan Angkatan Darat AS.
"Jumlah yang diperlukan mungkin diizinkan untuk digunakan oleh Angkatan Darat pada 'Missile Procurement, Army' untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400," bunyi rancangan amandemen NDAA 2021 yang diusulkan Thune.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Jim Risch telah memperkenalkan rancangan amandemen undang-undang yang lebih keras yang akan membuat pemerintahan Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap Turki di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), 30 hari setelah rancangan amandemen NDAA 2021 disahkan.
Jim Townsend, mantan pejabat Pentagon untuk Kebijakan Eropa dan NATO, memuji usulan Senator Thune. Menurutnya, usulan itu merupakan taktik cerdas, yakni dapat mengeksploitasi teknologi S-400 Rusia sekaligus menyingkirkan sistem rudal itu dari Turki.
"Saya pikir AS membeli S-400 dari Turki adalah cara cerdas untuk mengeluarkan Erdogan dari kebuntuan yang dia lakukan," kata Townsend.
"Kami hanya ingin mengeluarkan sistem (S-400) dari Turki...dan jika itu memungkinkan orang-orang Turki untuk mengambil bagian dalam F-35 maka semuanya akan lebih baik," ujarnya, seperti dikutip Defense News, Selasa (30/6/2020). (Baca juga: Soal Kasus Kivlan Zein, Jaksa Agung: Jujur, Saya Sudah Menolong )
Usul itu dipuji sebagai taktik cerdas, yakni mengeksploitasi teknologi sistem rudal canggih Moskow sekaligus menyingkirkannya dari Ankara.
Senjata pertahanan buatan Rusia ini telah jadi pemantik perseteruan antara Washington dan Ankara setelah pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan nekat membelinya dari Moskow meski ditentang Amerika.
Amerika sejak awal menentang pemerintah Erdogan mengakuisisi sistem rudal canggih Rusia tersebut dengan alasan bisa membahayakan jet tempur siluman F-35 AS, termasuk membuka peluang Moskow mengetahui rahasia kelemahan jet tempur itu. Alasan lain, S-400 Moskow tidak kompatibel dengan sistem pertahanan NATO. (Baca: India Bentrok dengan China, Rusia Percepat Pengiriman S-400 ke New Delhi )
Namun, pemerintah Erdogan nekat membelinya dan membuat pemerintah Presiden Donald Trump mendepak Ankara dari keanggotaan program konsorsium bersama jet tempur siluman F-35. Bahkan, Washington menangguhkan pengiriman jet tempur yang telah dibeli Turki.
Senator Thune mempertimbangkan amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2021 yang dapat memungkinkan Washington untuk membeli perangkat militer berbahaya Rusia itu melalui anggaran pengadaan Angkatan Darat AS.
"Jumlah yang diperlukan mungkin diizinkan untuk digunakan oleh Angkatan Darat pada 'Missile Procurement, Army' untuk pembelian sistem pertahanan rudal S-400," bunyi rancangan amandemen NDAA 2021 yang diusulkan Thune.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Jim Risch telah memperkenalkan rancangan amandemen undang-undang yang lebih keras yang akan membuat pemerintahan Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap Turki di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), 30 hari setelah rancangan amandemen NDAA 2021 disahkan.
Jim Townsend, mantan pejabat Pentagon untuk Kebijakan Eropa dan NATO, memuji usulan Senator Thune. Menurutnya, usulan itu merupakan taktik cerdas, yakni dapat mengeksploitasi teknologi S-400 Rusia sekaligus menyingkirkan sistem rudal itu dari Turki.
"Saya pikir AS membeli S-400 dari Turki adalah cara cerdas untuk mengeluarkan Erdogan dari kebuntuan yang dia lakukan," kata Townsend.
"Kami hanya ingin mengeluarkan sistem (S-400) dari Turki...dan jika itu memungkinkan orang-orang Turki untuk mengambil bagian dalam F-35 maka semuanya akan lebih baik," ujarnya, seperti dikutip Defense News, Selasa (30/6/2020). (Baca juga: Soal Kasus Kivlan Zein, Jaksa Agung: Jujur, Saya Sudah Menolong )
(min)