Kushner Menantu Trump di Balik Ide AS Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 11:17 WIB
loading...
Kushner Menantu Trump di Balik Ide AS Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA
Pesawat jet tempur siluman F-35 Israel. Foto/REUTERS/Amir Cohen
A A A
WASHINGTON - Jared Kushner, penasihat senior yang juga menantu Presiden Donald Trump, menjadi sosok munculnya gagasan Amerika Serikat (AS) berencana menjual jet tempur siluman F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA). Dorongan rahasia Kushner telah menyebabkan kebingungan dan frustrasi di antara lembaga pemerintah dan komite Kongres yang biasanya terlibat dalam penjualan senjata Amerika.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan Kushner mendukung diskusi pemerintah Amerika dengan UEA tentang potensi penjualan senjata tingkat lanjut, yang dipimpin oleh Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk Timur Tengah, Miguel Correa.

Dua pejabat Departemen Luar Negeri dan beberapa asisten Kongres mengatakan kepada CNN bahwa ketegangan pada detail tentang diskusi ini telah menciptakan kebingungan di seluruh pemerintah AS. (Baca: AS Pasok Jet Tempur Siluman F-35 Imbalan Normalisasi Emirat-Israel? )

Trump mengatakan potensi penjualan "sedang ditinjau" selama konferensi pers pada hari Rabu. Dia juga mengatakan bahwa Emirat memiliki dana untuk membayar perangkat keras militer Amerika. (Baca juga : Gubernur, Pangdam, Kapolda Disuntik Vaksin Sinovach 25 Agustus 2020 )

Pada hari Kamis, Menteri Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan pada acara Dewan Atlantik bahwa UEA telah mengindikasikan minatnya untuk memiliki F-35. "Pertama kali kami membuat permintaan ini adalah 6 tahun yang lalu. Kami harus mendapatkannya. Akan lebih mudah untuk mendapatkannya," kata Gargash yang menambahkan bahwa diskusi tentang F-35 tidak terkait dengan kesepakatan UEA dengan Israel .

Sebelumnya media Israel melaporkan kesepakatan damai UEA-Israel salah satunya dengan imbalan bahwa Amerika menjual senjata canggihnya termasuk jet tempur siluman F-35 ke Emirat. Namun, pemerintah Israel menepis laporan tersebut. (Baca juga : Kasus Virus Corona Global Tembus 23 Juta )

"Kami telah menerbangkan model paling canggih dari F-16 buatan AS selama lebih dari 15 tahun. Menghadapi ancaman baru dan musuh yang lebih canggih, UEA akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan udara kami. F-35 telah menjadi bagian dari rencana ini selama lebih dari enam tahun," kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (20/8/2020).

"Dengan penandatanganan perjanjian baru dan jaminan tambahan yang diberikannya, kami mengharapkan kerjasama keamanan yang lebih erat di antara ketiga negara termasuk pertahanan dan sistem udara," lanjut pernyataan itu.

The New York Times melaporkan pada hari Rabu bahwa militer Emirat diberi pengarahan rahasia oleh pejabat administrasi tentang jet tempur F-35 dalam beberapa pekan terakhir. (Baca juga: Israel Menentang Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA )

Laporan tentang kemungkinan kesepakatan penjualn senjata muncul hari Selasa ketika salah satu surat kabar terkemuka Israel menuduh ada "klausul rahasia" dalam kesepakatan Israel untuk menormalkan hubungan dengan UEA, yang akan memungkinkan UEA membeli miliaran dolar perangkat keras militer canggih dari AS, termasuk drone, pesawat tempur siluman F-35, dan persenjataan lainnya.

Laporan tersebut menimbulkan keresahan di Israel karena menjadi potensi ancaman terhadap superioritas militer Israel di wilayah tersebut. Israel telah lama menentang penjualan sistem senjata strategis ke negara-negara lain di Timur Tengah dan berdasarkan hukum AS, setiap penjualan senjata harus mempertimbangkan keunggulan militer kualitatif Israel.

Tidak jelas apakah ada korelasi langsung antara diskusi mengenai kemungkinan penjualan senjata dan perjanjian UEA-Israel yang ditandatangani minggu lalu. Namun, pejabat administrasi Trump telah mengindikasikan bahwa perjanjian tersebut membuka jalan untuk diskusi penjualan senjata tersebut.

Kushner terlibat langsung dalam diskusi dengan Emirat dan Israel menjelang kesepakatan pekan lalu.

Dewan Keamanan Nasional tidak membalas permintaan komentar yang diajukan wartawan. Dua asisten Kongres mengatakan setiap penjualan yang melibatkan F-35 akan membutuhkan pengawasan serius dari Kongres.

Tetapi, lanjut kedua asisten itu, komite terkait di Kongres belum diberi tahu tentang penjualan senjata ke UEA yang melibatkan F-35 dan juga tidak ada peninjauan tidak resmi yang sedang berlangsung.

Masih menurut dua asisten Kongres, ada rasa frustrasi di antara anggota kedua belah pihak tentang kurangnya komunikasi dari administrasi mengenai diskusi ini.

Seorang pembantu Senat Demokrat mengatakan kepada CNN bahwa Kongres "hampir pasti" akan berusaha memblokir penjualan F-35 ke UEA dengan resolusi ketidaksetujuan jika pemerintahan Trump mengabaikan keberatan Israel dan bergerak maju dengan kesepakatan itu.

"F-35 benar-benar merupakan tingkat teknologi lain yang mengancam keunggulan kualitatif militer Israel...jadi ini adalah masalah besar," kata pembantu Senat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.

Wakil Menteri Pertahanan untuk Akuisisi dan Keberlanjutan, Ellen Lord, merujuk semua pertanyaan tentang F-35 dan UEA ke Departemen Luar Negeri ketika ditanya tentang masalah tersebut pada hari Kamis.

Kantor Departemen Luar Negeri yang menangani penjualan senjata belum diberi tahu secara resmi tentang permintaan pembelian dari Emirat. Pejabat departemen tersebut mengatakan permintaan itu diperlukan untuk memicu proses peninjauan formal.

Penjualan senjata membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil, terutama yang melibatkan sistem pertahanan canggih semacam itu.

Awal bulan ini sekelompok pejabat keamanan nasional administrasi Trump mengunjungi UEA. Menurut sumber yang mengetahui kunjungan itu, diskusi difokuskan pada hubungan UEA dengan China. Tidak jelas apakah ada juga diskusi sampingan tentang kemungkinan penjualan senjata.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa bahwa Israel berulang kali menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan penjualan senjata lanjutan ke negara mana pun di Timur Tengah dalam beberapa minggu sebelum kesepakatan normalisasi diumumkan.

Trump mengumumkan perjanjian UEA-Israel , menggembar-gemborkannya sebagai "langkah signifikan untuk membangun Timur Tengah yang lebih damai, aman, dan makmur".
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)