Terkonfirmasi, Trump Ingin Tukar Puerto Rico dengan Greenland
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin menjual Puerto Rico atau menukarnya dengan Greenland karena dia memandang wilayah Amerika itu kotor dan miskin. Seorang mantan pejabat senior pemerintah Trump mengonfirmasi niat presiden tersebut.
Miles Taylor, mantan kepala staf di Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), mengatakan Trump mengungkapkan pandangan itu ketika pemerintah melakukan operasi dukungan setelah dua badai besar melanda pulau Karibia pada 2017.
Taylor mengatakan kepada MSNBC bahwa sebelum sebuah perjalanan tahun 2018 oleh para pejabat, Trump, yang secara teratur berbicara tentang memperoleh Greenland dari Denmark, dengan serius menyarankan agar dia dapat menukar Puerto Rico.
"Dia mengatakan kepada kami, tidak hanya dia ingin membeli Greenland, dia sebenarnya mengatakan dia ingin melihat apakah kami dapat menjual Puerto Rico, dapatkah kami menukar Puerto Rico dengan Greenland, karena dalam kata-katanya, Puerto Rico kotor dan orang-orangnya miskin," Kata Taylor. (Baca: Trump Dilaporkan Ingin Beli Greenland, Pulau Terbesar di Dunia )
Mantan pejabat itu mengatakan dia tidak menganggap pernyataan Trump sebagai lelucon. "Ini orang Amerika. Kami tidak membicarakan sesama orang Amerika seperti itu," ujar Taylor, yang dilansir Jumat (21/8/2020).
"Dan fakta bahwa presiden Amerika Serikat ingin mengambil wilayah Amerika Serikat dan menukarnya dengan negara asing sungguh menyakitkan."
Trump telah lama menyatakan penghinaan terhadap pulau berpenduduk sekitar 3 juta orang itu, banyak di antaranya tinggal di daratan AS—terutama di Florida dan tempat asal Trump di New York—karena ekonomi yang sangat tertekan di dalam negeri.
"Presiden mengungkapkan kebencian yang mendalam terhadap orang-orang Puerto Rico di belakang layar," kata Taylor, yang meninggalkan DHS pada 2019 dan keluar sebagai pendukung calon presiden Partai Demokrat Joe Biden minggu ini, kepada MSNBC.
"Dia presiden mereka. Dia harus mendukung mereka, tidak mencoba menjual mereka ke luar negeri," ujarnya.
Pada 2019, Trump membatalkan kunjungan ke Denmark setelah Perdana Menteri Mette Frederiksen menolak proposalnya untuk membeli Greenland sebagai hal "tidak masuk akal". Pada saat itu tidak ada penyebutan Puerto Rico sebagai bagian dari kesepakatan yang disarankan Trump.
Pada hari Selasa lalu, Trump mengatakan di Twitter bahwa dia memecat Taylor yang dia sebut sebagai "mantan karyawan yang tidak puas" dan "sangat kaku".
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Miles Taylor, mantan kepala staf di Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), mengatakan Trump mengungkapkan pandangan itu ketika pemerintah melakukan operasi dukungan setelah dua badai besar melanda pulau Karibia pada 2017.
Taylor mengatakan kepada MSNBC bahwa sebelum sebuah perjalanan tahun 2018 oleh para pejabat, Trump, yang secara teratur berbicara tentang memperoleh Greenland dari Denmark, dengan serius menyarankan agar dia dapat menukar Puerto Rico.
"Dia mengatakan kepada kami, tidak hanya dia ingin membeli Greenland, dia sebenarnya mengatakan dia ingin melihat apakah kami dapat menjual Puerto Rico, dapatkah kami menukar Puerto Rico dengan Greenland, karena dalam kata-katanya, Puerto Rico kotor dan orang-orangnya miskin," Kata Taylor. (Baca: Trump Dilaporkan Ingin Beli Greenland, Pulau Terbesar di Dunia )
Mantan pejabat itu mengatakan dia tidak menganggap pernyataan Trump sebagai lelucon. "Ini orang Amerika. Kami tidak membicarakan sesama orang Amerika seperti itu," ujar Taylor, yang dilansir Jumat (21/8/2020).
"Dan fakta bahwa presiden Amerika Serikat ingin mengambil wilayah Amerika Serikat dan menukarnya dengan negara asing sungguh menyakitkan."
Trump telah lama menyatakan penghinaan terhadap pulau berpenduduk sekitar 3 juta orang itu, banyak di antaranya tinggal di daratan AS—terutama di Florida dan tempat asal Trump di New York—karena ekonomi yang sangat tertekan di dalam negeri.
"Presiden mengungkapkan kebencian yang mendalam terhadap orang-orang Puerto Rico di belakang layar," kata Taylor, yang meninggalkan DHS pada 2019 dan keluar sebagai pendukung calon presiden Partai Demokrat Joe Biden minggu ini, kepada MSNBC.
"Dia presiden mereka. Dia harus mendukung mereka, tidak mencoba menjual mereka ke luar negeri," ujarnya.
Pada 2019, Trump membatalkan kunjungan ke Denmark setelah Perdana Menteri Mette Frederiksen menolak proposalnya untuk membeli Greenland sebagai hal "tidak masuk akal". Pada saat itu tidak ada penyebutan Puerto Rico sebagai bagian dari kesepakatan yang disarankan Trump.
Pada hari Selasa lalu, Trump mengatakan di Twitter bahwa dia memecat Taylor yang dia sebut sebagai "mantan karyawan yang tidak puas" dan "sangat kaku".
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(min)