Korut-Korsel Memanas, dari Perang Balon hingga Lepaskan Tembakan

Selasa, 11 Juni 2024 - 11:09 WIB
loading...
A A A
Korea Utara telah menggunakan pengeras suara di sepanjang perbatasan sejak tahun 1960-an, yang biasanya menyiarkan pujian terhadap keluarga Kim, namun menghentikan penggunaannya pada tahun 2018 ketika hubungan kedua negara memanas.

Para ahli telah memperingatkan bahwa keputusan untuk membatalkan perjanjian tahun 2018 dan memulai kembali siaran melalui pengeras suara dapat mempunyai implikasi yang serius.

Tindakan propaganda yang saling balas di masa lalu mempunyai konsekuensi nyata terhadap hubungan antar-Korea.

Pada tahun 2020, Pyongyang, yang menyalahkan selebaran anti-Korut, secara sepihak memutus semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi dengan Korsel dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sisi perbatasannya.

Korut sebelumnya juga mengancam akan melakukan serangan artileri terhadap unit pengeras suara Korsel.

Pada tahun 2018, selama periode hubungan antar-Korea yang membaik, para pemimpin kedua Korea sepakat untuk "menghentikan sepenuhnya semua tindakan permusuhan", termasuk menghentikan penyebaran selebaran.

Parlemen Korea Selatan mengesahkan undang-undang pada tahun 2020 yang mengkriminalisasi pengiriman selebaran ke Korea Utara, namun para aktivis tidak berhenti, dan undang-undang tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi tahun lalu karena membatasi kebebasan berpendapat.

Pakta tahun 2018 merupakan pencapaian penting mantan presiden Moon Jae-in, yang berulang kali bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam upaya untuk meningkatkan hubungan.

Mengabaikan perjanjian tersebut juga memungkinkan Korea Selatan untuk melanjutkan latihan tembak di sepanjang perbatasan.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1529 seconds (0.1#10.140)