Apakah Rusia dan Korea Utara Bersahabat?

Senin, 16 September 2024 - 19:10 WIB
loading...
Apakah Rusia dan Korea...
Rusia dan Korea Utara memiliki hubungan yang bersahabat. Foto/AP
A A A
MOSKOW - Rusia dan Korea Utara merupakan dua negara yang saling bersahabat. Bahkan, dalam perjanjian pertahanan terbaru, kedua negara merupakan sekutu dekat yang akan saling melindungi jika terjadi agresi militer.

Dengan kehadiran Rusia, maka posisi Korea Utara semakin kuat dalam konflik menghadapi Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat. Rusia juga mendapatkan pasokan senjata dari Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina.

Apakah Rusia dan Korea Utara Bersahabat?

1. Terikat dalam Perjanjian Pertahanan Bersama

Hubungan antara Rusia dan Korea Utara telah menguat dalam beberapa tahun terakhir, dengan Kim menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika ia melakukan kunjungan langka ke Pyongyang pada bulan Juni tahun ini.

Washington dan Seoul mengklaim Pyongyang melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.

Kim Jong Un menekankan pentingnya memperkuat kekuatan angkatan laut

Amerika Serikat telah lama mengatakan Rusia menggunakan amunisi dan kehilangan peralatan berat di Ukraina, yang memaksa Kremlin untuk beralih ke sekutu kecilnya, termasuk Korea Utara, untuk mendapatkan dukungan.

2. Saling membantu Jika Terjadoi Agresi

Rusia dan Korea Utara, berdasarkan perjanjian baru, membuat komitmen untuk saling membantu jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.

"Perjanjian kemitraan komprehensif yang ditandatangani hari ini menyediakan, antara lain, bantuan timbal balik jika terjadi agresi terhadap salah satu pihak dalam perjanjian ini," kata Presiden Rusia Vladimir Putin, dilansir Anadolu.

Putin mencatat bahwa AS dan negara-negara NATO lainnya mengumumkan pengiriman sistem senjata jarak jauh berpresisi tinggi, pesawat F-16 dan senjata berteknologi tinggi lainnya, peralatan ke Ukraina untuk serangan di wilayah Rusia.

"Ini bukan hanya sebuah pernyataan, ini sudah terjadi. Dan semua ini merupakan pelanggaran berat oleh negara-negara Barat ... terhadap berbagai kewajiban internasional," katanya.

Dalam keadaan seperti itu, Rusia tidak mengesampingkan pengembangan kerja sama militer-teknis dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), tegasnya.

Sementara itu, Kim Jong-un mengatakan perjanjian itu "bersifat cinta damai dan defensif," seraya menambahkan bahwa perjanjian itu akan mempercepat terbentuknya dunia multipolar.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)