Media AS: Negara-negara Asia Enggan Dukung Ukraina karena Skeptis pada Khotbah Barat

Selasa, 04 Juni 2024 - 13:57 WIB
loading...
Media AS: Negara-negara...
Presiden Ukraina Volodymyr melakukan pertemuan dengan presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto di sela-sela forum Shangri-La Dialogue di Singapura. Foto/Ukrainian Presidential Press Service
A A A
WASHINGTON - Media Amerika Serikat (AS), Washington Post, melaporkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagian besar telah gagal dalam upayanya untuk menggalang dukungan di antara negara-negara Asia terhadap formula perdamaiannya.

Kyiv, tanpa melibatkan Rusia, akan memaparkan peta jalan damai dalam konferensi di Swiss pada akhir bulan ini.

Moskow menolak peta jalan Kyiv untuk mengakhiri konflik karena dianggap tidak realistis.

Pada hari Minggu, Zelensky muncul di konferensi keamanan tahunan Shangri-La Dialogue di Singapura. Dia bertemu dengan beberapa pejabat senior di kawasan tersebut, termasuk presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto serta Presiden dan Perdana Menteri Singapura, Tharman Shanmugaratnam dan Lawrence Wong.



“Kami ingin Asia mengetahui apa yang terjadi di Ukraina, Asia mendukung diakhirinya perang,” kata Zelensky pada konferensi pers.

Namun, menurut laporan Washington Post, Kyiv gagal menimbulkan kegelisahan emosional dan eksistensial di Asia seperti yang terjadi di sebagian besar negara Barat.

"Salah satu alasannya mungkin karena negara-negara Asia telah lama bersikap skeptis terhadap khotbah Barat tentang tatanan internasional dan nilai-nilai universal,” tulis surat kabar Amerika tersebut.

Media tersebut mengutip Raja Mohan dari Institute of South Asian Studies di National University of Singapore yang menjelaskan: “Kaum realis di kanselir [di sebagian Asia] tidak pernah mempercayai retorika [Barat] karena mereka selalu tahu bahwa ada perbedaan antara apa yang dikatakan Barat dan apa yang dilakukannya.”

Presiden Timor Timur (Timor Leste), José Ramos-Horta, yang mendukung konferensi perdamaian, mengakui kurangnya solidaritas di antara negara Asia terkait konflik Ukraina.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1777 seconds (0.1#10.140)