Tucker Carlson Ramal Negara Ukraina Tak Ada Lagi dalam 50 Tahun, Ini Alasannya

Minggu, 02 Juni 2024 - 08:09 WIB
loading...
Tucker Carlson Ramal...
Jurnalis terkemuka AS Tucker Carlson meramal Negara Ukraina tidak akan ada lagi dalam 50 tahun. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Jurnalis terkemuka Amerika Serikat (AS) Tucker Carlson meramal bahwa Amerika akan mengkhianati Ukraina, menghancurkan negara tersebut dengan menjual tanahnya, dan membanjirinya dengan imigran dunia ketiga. Menurutnya, negara yang sedang perang melawan Rusia itu tidak akan ada lagi dalam 50 tahun.

Prediksi Carlson disampaikan saat wawancara dengan putra mantan presiden AS Donald Trump, Donald Trump Jr.

Dalam wawancara video yang dipublikasikan pada Jumat lalu, Carlson dan Trump Jr sama-sama sepakat bahwa Presiden AS Joe Biden telah membawa dunia ke ambang Perang Dunia III, dan bahwa AS pada dasarnya berperang dengan Rusia.

“Tidak ada seorang pun yang mengartikulasikan seperti apa kemenangan di Ukraina,” kata Trump Jr.

“Saya tidak tahu apa maksudnya. Apakah ini seperti kematian abadi orang-orang Ukraina dan Rusia sampai mereka semua musnah dan Blackrock masuk ke sana dan mengambil alih seluruh lahan pertanian? Itulah yang saya rasakan.”



Blackrock adalah perusahaan investasi terbesar di dunia, dan mengendalikan aset sekitar USD10 triliun.

Perusahaan tersebut adalah salah satu pemegang obligasi asing terbesar di Ukraina, dan pada tahun 2022 menandatangani nota kesepahaman dengan Kyiv yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut akan mengelola rekonstruksi pasca-konflik Ukraina.

Setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani paket reformasi pertanahan yang kontroversial menjadi undang-undang pada tahun 2020, perusahaan investasi asing seperti NCH Capital, BNP, dan Vanguard Group kini menguasai sekitar 28% lahan subur Ukraina, menurut penelitian yang dilakukan oleh Oakland Institute—sebuah lembaga think tank Amerika.

Reformasi Zelensky didukung oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Badan Pembangunan Internasional AS.

“Mereka sudah menjual tanah di Ukraina kepada investor asing, dan mereka akan membanjiri Ukraina dengan imigran dunia ketiga dan Ukraina tidak akan ada lagi dalam 50 tahun,” kata Carlson.

“Tidak akan ada negara Ukraina. Kami mengkhianati mereka tidak seperti negara lain,” imbuh jurnalis tersebut, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (2/6/2024).

Mantan presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji bahwa dia akan mengakhiri konflik Ukraina “dalam 24 jam” jika terpilih kembali pada bulan November ini, dan mengatakan pada konferensi Partai Libertarian akhir pekan lalu bahwa dia bermaksud untuk “berhenti menghabiskan ratusan miliar dolar untuk berperang melawan negara lain.”

Trump tidak pernah menjelaskan secara rinci bagaimana dia akan melakukan hal itu, kecuali memaksa Zelensky untuk bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun laporan terbaru oleh Bloomberg dan Washington Post menunjukkan bahwa dia akan memanfaatkan bantuan militer besar-besaran AS ke Kyiv untuk menekan Zelensky agar menerima hilangnya sebagian wilayah pra-konflik Ukraina.

Retorika Trump terhadap Rusia semakin menguat dalam beberapa bulan terakhir, ketika mantan presiden tersebut mengatakan kepada para donor pekan lalu bahwa dia “akan mengebom” Moskow ketika operasi militer Rusia dimulai pada tahun 2022.

Trump tidak melobi sekutu Kongresnya untuk memblokir paket bantuan senilai USD61 miliar untuk Kyiv pada bulan April, dan mengatakan pada saat itu bahwa dia akan mendukung pemberian pinjaman, daripada memberikan uang kepada Zelensky di masa depan.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)