Seteru dengan Rusia dan China Memanas, AS Bikin Rudal Jelajah Nuklir Berbasis Laut

Sabtu, 01 Juni 2024 - 14:47 WIB
loading...
A A A
“Kami telah membangun sejarah pencegahan yang luar biasa ini, menandai tonggak sejarah seperti demonstrasi terakhir dan operasi penggeledahan kapal selam rudal balistik kelas Ohio kami [dan] pendirian kantor nuklir baru untuk rudal jelajah yang diluncurkan dari laut, SLCM-N (rudal jelajah nuklir yang diluncurkan di laut),” kata Wolfe.

“Selain itu, melalui koordinasi dengan mitra kami [Administrasi Keamanan Nuklir Nasional], kami memulai proyek senjata nuklir untuk mengadaptasi hulu ledak nuklir untuk kemampuan baru ini,” imbuh dia.

Menurut Wolfe, SCLM-N yang direncanakan akan ditembakkan dari kapal selam serang dan kapal permukaan, berbeda dengan kapal selam rudal balistik biasa.

Dia memberi tahu para senator bahwa membangun kembali basis industri yang menciptakan SLCM-N dan kini telah ditutup akan sulit.

“Investasi yang signifikan diperlukan untuk membangun kembali kapasitas guna menangani berbagai program modernisasi nuklir secara bersamaan,” katanya.

Mencegah Musuh Bersenjata Nuklir


Kesaksian Kongres sebelumnya oleh para pejabat pemerintah mengungkapkan bahwa rudal jelajah yang diluncurkan dari laut (SLCM-N) bersenjata nuklir untuk melawan meningkatnya ancaman nuklir Rusia dan China sedang dikerjakan bertahun-tahun setelah direkomendasikan oleh Tinjauan Postur Nuklir pada tahun 2018.

SLCM-N tidak diluncurkan dari kapal selam rudal balistik tetapi dari kapal permukaan atau kapal selam serang (SSN).

Selama Perang Dingin, AS mengintegrasikan rudal-rudal ini ke dalam SSN. Mereka akhirnya dinonaktifkan pada tahun 2010 dan dihapuskan dari layanan bersama dengan sebagian besar senjata nuklir taktis AS.

Keputusan untuk meningkatkan kemampuan nuklir di laut dilakukan sebagai upaya melawan meningkatnya cadangan nuklir Rusia dan China. Rusia memiliki hampir seribu senjata nuklir “taktis” yang dapat diangkut melalui udara, laut, dan darat.

Sedangkan China terus memperluas inventarisnya dan diduga memiliki sekitar 500 hulu ledak nuklir. Yang lebih penting lagi, senjata-senjata tersebut tidak terikat oleh kewajiban perjanjian besar apa pun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0918 seconds (0.1#10.140)