Pertama di Dunia, Jet Tempur Siluman F-35 Belanda Resmi untuk Serangan Nuklir

Sabtu, 01 Juni 2024 - 14:03 WIB
loading...
A A A

Rusia Diserukan Ledakkan Nuklir


Ketika RNLAF bersiap untuk melakukan transisi misi nuklir dari F-16 ke F-35, latar belakang perubahan penting ini ditandai dengan meningkatnya retorika nuklir dari Rusia.

Dmitry Suslov, anggota senior Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan yang berbasis di Moskow, telah mengusulkan ledakan nuklir “demonstratif” untuk menghalau dukungan Barat terhadap tindakan militer Ukraina terhadap Rusia.

Suslov mewakili suara terbaru di kalangan pakar keamanan dan anggota Parlemen Rusia yang menyarankan agar Moskow melakukan uji coba bom nuklir sebagai bentuk intimidasi di tengah konflik Ukraina yang sedang berlangsung.

Usulan Suslov, yang dipublikasikan di majalah bisnis Profile, menganjurkan uji coba nuklir non-tempur untuk menunjukkan kesiapan Rusia untuk melakukan eskalasi jika Barat terus mendukung serangan militer Ukraina di wilayah Rusia.

Dia berpendapat bahwa dampak politik dan psikologis dari menyaksikan ledakan nuklir di siaran langsung televisi akan mengingatkan para pemimpin Barat akan kekuatan pencegah senjata atom, yang telah mencegah konflik besar sejak tahun 1945.

Saran Suslov tidak hanya sekedar uji coba nuklir. Dia merekomendasikan agar Rusia melakukan latihan nuklir strategis dan mengeluarkan peringatan kepada negara mana pun yang senjatanya digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.

Moskow, tegasnya, berhak menargetkan aset negara-negara tersebut secara global dan berpotensi menggunakan senjata nuklir jika negara-negara tersebut membalas secara konvensional.

Rekomendasi ini muncul sehari setelah Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat agar tidak membiarkan Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menargetkan wilayah Rusia.

Putin mengatakan tindakan seperti itu dapat memicu konflik global, mengingat risiko besar yang ditimbulkannya.

Putin menyatakan keyakinannya bahwa instruktur militer Barat adalah hadir di Ukraina, menyamar sebagai tentara bayaran. Dia memperingatkan bahwa penempatan instruktur semacam itu secara resmi di negara-negara asing akan meningkatkan eskalasi dan membawa Eropa lebih dekat ke konflik serius.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)