AS Sebut Kesepakatan S-400 Turki-Rusia Masalah Keamanan Nasional
A
A
A
WASHINGTON - Pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki akan menghadirkan masalah nasional bagi NATO yang tidak akan dapat menggunakan pesawat F-35 bersamaan dengan sistem pertahanan itu. Hal itu diungkapkan oleh pejabat senior Amerika Serikat (AS).
Para pejabat, yang berbicara singkat kepada sekelompok wartawan dengan syarat anonim, mengatakan pembelian sistem S-400 Turki tidak sama dengan penarikan dari NATO. Namun pembelian Ankara harus dilihat sebagai masalah keamanan nasional, bukan hanya keputusan komersial.
"Kami terus bekerja pada sejumlah opsi untuk memastikan bahwa partisipasi Turki dalam aliansi NATO dan hubungan bilateral dapat terus berlanjut dan tanpa hambatan," kata salah satu pejabat.
"Gravitasi risiko terhadap F-35 baik untuk Amerika Serikat dan sekutu NATO adalah sedemikian rupa sehingga kedua sistem tidak dapat ditempatkan bersama," imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (17/3/2019).
Turki yang juga anggota NATO telah berulang kali mengatakan berkomitmen untuk membeli sistem pertahanan rudal Rusia, meskipun ada peringatan dari AS bahwa S-400 tidak dapat diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara NATO.
Departemen Luar Negeri AS minggu lalu mengatakan Washington telah mengatakan kepada Turki bahwa jika membeli sistem S-400, AS harus menilai kembali partisipasi Ankara dalam program pesawat tempur Lockheed Martin F-35.
AS berusaha membujuk Turki untuk membeli sistem pertahanan Patriot buatannya, tetapi Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Ankara tetap berkomitmen pada kesepakatan untuk sistem pertahanan rudal darat-ke-udara Rusia.
Para pejabat senior AS mengatakan tawaran Washington untuk menjual Patriot ke Turki terus berlanjut dan kedua pihak tetap dalam negosiasi tentang hal itu.
Pemerintah Turki telah melewatkan "tenggat waktu lunak" yang ditetapkan oleh Washington untuk memutuskan apakah akan membeli sistem perisai rudal Raytheon Co. Patriot senilai USD 3,5 miliar. Penawaran resmi berakhir pada akhir bulan ini.
Pada hari Kamis, Erdogan mengulangi bahwa Ankara tidak mungkin mundur dari kesepakatan dengan Rusia.
Desakan Turki untuk membeli sistem Rusia berisiko memicu krisis diplomatik baru dengan Washington. Jika Ankara meneruskan kesepakatan Rusia, Turki juga bisa menghadapi sanksi berdasarkan undang-undang AS yang dikenal sebagai Melawan Musuh Amerika Lewat Sanksi.
Krisis diplomatik terakhir antara kedua sekutu NATO itu berkontribusi mendorong lira Turki ke rekor terendah pada bulan Agustus. Perselisihan tentang strategi di Suriah, sanksi Iran dan penahanan staf konsuler AS tetap belum terselesaikan, dan masalah pertahanan rudal mengancam untuk memperluas keretakan lagi.
Para pejabat, yang berbicara singkat kepada sekelompok wartawan dengan syarat anonim, mengatakan pembelian sistem S-400 Turki tidak sama dengan penarikan dari NATO. Namun pembelian Ankara harus dilihat sebagai masalah keamanan nasional, bukan hanya keputusan komersial.
"Kami terus bekerja pada sejumlah opsi untuk memastikan bahwa partisipasi Turki dalam aliansi NATO dan hubungan bilateral dapat terus berlanjut dan tanpa hambatan," kata salah satu pejabat.
"Gravitasi risiko terhadap F-35 baik untuk Amerika Serikat dan sekutu NATO adalah sedemikian rupa sehingga kedua sistem tidak dapat ditempatkan bersama," imbuhnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (17/3/2019).
Turki yang juga anggota NATO telah berulang kali mengatakan berkomitmen untuk membeli sistem pertahanan rudal Rusia, meskipun ada peringatan dari AS bahwa S-400 tidak dapat diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara NATO.
Departemen Luar Negeri AS minggu lalu mengatakan Washington telah mengatakan kepada Turki bahwa jika membeli sistem S-400, AS harus menilai kembali partisipasi Ankara dalam program pesawat tempur Lockheed Martin F-35.
AS berusaha membujuk Turki untuk membeli sistem pertahanan Patriot buatannya, tetapi Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Ankara tetap berkomitmen pada kesepakatan untuk sistem pertahanan rudal darat-ke-udara Rusia.
Para pejabat senior AS mengatakan tawaran Washington untuk menjual Patriot ke Turki terus berlanjut dan kedua pihak tetap dalam negosiasi tentang hal itu.
Pemerintah Turki telah melewatkan "tenggat waktu lunak" yang ditetapkan oleh Washington untuk memutuskan apakah akan membeli sistem perisai rudal Raytheon Co. Patriot senilai USD 3,5 miliar. Penawaran resmi berakhir pada akhir bulan ini.
Pada hari Kamis, Erdogan mengulangi bahwa Ankara tidak mungkin mundur dari kesepakatan dengan Rusia.
Desakan Turki untuk membeli sistem Rusia berisiko memicu krisis diplomatik baru dengan Washington. Jika Ankara meneruskan kesepakatan Rusia, Turki juga bisa menghadapi sanksi berdasarkan undang-undang AS yang dikenal sebagai Melawan Musuh Amerika Lewat Sanksi.
Krisis diplomatik terakhir antara kedua sekutu NATO itu berkontribusi mendorong lira Turki ke rekor terendah pada bulan Agustus. Perselisihan tentang strategi di Suriah, sanksi Iran dan penahanan staf konsuler AS tetap belum terselesaikan, dan masalah pertahanan rudal mengancam untuk memperluas keretakan lagi.
(ian)