Militer Taiwan Siaga Tinggi karena Dikepung Kapal dan Jet-jet Tempur China
loading...
A
A
A
Peta yang dirilis oleh PLA menunjukkan lima area tempat diadakannya latihan yang disebut “Joint Sword-2024A”. Titik-titik tersebut mengepung pulau utama Taiwan, serta beberapa pulau terpencil.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 49 pesawat PLA China terlihat beroperasi di wilayah tersebut pada Kamis pagi, termasuk 35 pesawat melintasi garis median Selat Taiwan menuju Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taipei.
“Kami memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk menjamin keamanan kami dan mempertahankan kedaulatan kami,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
“Pada saat yang sama, kami menyerukan komunitas internasional untuk mengutuk latihan PLA. Dalih untuk melakukan latihan militer tidak hanya tidak memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi juga menunjukkan sifat hegemonik [Beijing],” imbuh kementerian tersebut.
Lai mengunjungi pangkalan laut di Taoyuan, selatan Taipei, pada hari Kamis. “Menghadapi tantangan dan ancaman abadi, kami akan terus menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi,” katanya kepada para pelaut dan pejabat pertahanan.
Letnan Jenderal Korps Marinir Amerika Serikat (AS) Stephen Sklenka, wakil komandan pasukan Indo-Pasifik Washington, mengatakan China telah mempraktikkan manuver yang dapat dilakukan terhadap Taiwan setidaknya sejak tahun lalu.
“PLA terus melakukan elemen penting dalam potensi invasi militer ke Taiwan,” katanya dalam pidato di National Press Club Australia di Canberra.
Dia menyerukan Australia dan negara-negara lain di kawasan untuk mengutuk perilaku China tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan latihan terbaru ini, yang disebutnya sebagai tindakan keras terhadap pasukan separatis, adalah “langkah yang diperlukan dan sah untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah.”
“Siapa pun yang menginginkan kemerdekaan Taiwan akan hancur oleh tren bersejarah reunifikasi total China,” katanya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 49 pesawat PLA China terlihat beroperasi di wilayah tersebut pada Kamis pagi, termasuk 35 pesawat melintasi garis median Selat Taiwan menuju Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taipei.
“Kami memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk menjamin keamanan kami dan mempertahankan kedaulatan kami,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
“Pada saat yang sama, kami menyerukan komunitas internasional untuk mengutuk latihan PLA. Dalih untuk melakukan latihan militer tidak hanya tidak memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi juga menunjukkan sifat hegemonik [Beijing],” imbuh kementerian tersebut.
Lai mengunjungi pangkalan laut di Taoyuan, selatan Taipei, pada hari Kamis. “Menghadapi tantangan dan ancaman abadi, kami akan terus menjaga nilai-nilai kebebasan dan demokrasi,” katanya kepada para pelaut dan pejabat pertahanan.
Letnan Jenderal Korps Marinir Amerika Serikat (AS) Stephen Sklenka, wakil komandan pasukan Indo-Pasifik Washington, mengatakan China telah mempraktikkan manuver yang dapat dilakukan terhadap Taiwan setidaknya sejak tahun lalu.
“PLA terus melakukan elemen penting dalam potensi invasi militer ke Taiwan,” katanya dalam pidato di National Press Club Australia di Canberra.
Dia menyerukan Australia dan negara-negara lain di kawasan untuk mengutuk perilaku China tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan latihan terbaru ini, yang disebutnya sebagai tindakan keras terhadap pasukan separatis, adalah “langkah yang diperlukan dan sah untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah.”
“Siapa pun yang menginginkan kemerdekaan Taiwan akan hancur oleh tren bersejarah reunifikasi total China,” katanya.