Kecelakaan Maut Ebrahim Raisi, antara Azerbaijan dan Mossad

Selasa, 21 Mei 2024 - 10:28 WIB
loading...
A A A
Tujuannya saat itu adalah balas dendam setelah Saddam mengancam akan menyerang Israel dengan rudal yang membawa hulu ledak kimia. Pada akhirnya, selama Perang Teluk di awal tahun itu, Irak “hanya” menembakkan 40 rudal Scud konvensional; tiga warga Israel tewas akibat serangan rudal dan 74 orang tewas setelah menderita serangan jantung.

Puluhan bangunan rusak di kawasan Tel Aviv dan Haifa. Satu rudal dengan hulu ledak beton, yang tampaknya menargetkan pembangkit nuklir Dimona, jatuh di tanah terbuka dekat kota Arad di dekatnya.

Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1948 front dalam negeri Israel diserang oleh musuh, dan keinginan untuk menghukum Saddam—dengan gagasan untuk merevitalisasi pencegahan Israel—sangatlah besar.

Namun bahkan jika latihan tersebut berhasil dilakukan, masih belum dapat dipastikan bahwa Menteri Pertahanan Yitzhak Rabin dan Perdana Menteri Yitzhak Shamir akan menyetujui misi berbahaya ini.

Menurut Melman, memang benar, dari waktu ke waktu, seseorang di kalangan militer atau intelijen mempermainkan gagasan untuk merugikan pemimpin negara lain. Namun gagasan seperti itu diblokir bahkan sebelum mereka mendekati tahap diskusi.

Penerus Raisi


Melman mengatakan kematian Raisi, yang dijuluki "Jagal Teheran” oleh media-media Barat karena perannya dalam mengeksekusi puluhan ribu tahanan politik dan penentang rezim, bukanlah kerugian bagi umat manusia.

Sangat diragukan apakah ada orang di Barat yang berduka atas kematian presiden yang mempelopori garis ekstremis melawan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, khususnya Israel.

Namun pakar Iran di bidang akademis, Mossad, atau badan intelijen Israel lainnya tahu bahwa kekuasaan presiden Iran hanya terbatas pada urusan ekonomi dan dalam negeri. Pengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri dan pertahanan dibatasi.

Tempat di mana tujuan berhenti dalam segala hal, terutama isu-isu penting yang strategis, adalah meja Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, dibantu oleh para penasihatnya dan para komandan Garda Revolusi.

Khamenei telah menyatakan bahwa kebijakan Iran tidak akan berubah setelah kematian Raisi. Para pejabat Israel juga menyadari bahwa rezim tersebut, yang telah berusaha mengepung Israel dengan serangan di semua lini, tidak akan mengubah kebijakannya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1589 seconds (0.1#10.140)