Kecelakaan Maut Ebrahim Raisi, antara Azerbaijan dan Mossad

Selasa, 21 Mei 2024 - 10:28 WIB
loading...
A A A


Menurut mantan pimpinan Mossad, Yossi Cohen, agen-agen Mossad—belum tentu orang Israel—beroperasi di wilayah Iran. Dalam satu misi, arsip nuklir Iran dicuri dari Teheran dan diangkut ke Israel melalui Azerbaijan.

Jelas bagi semua orang bahwa jika Raisi menjadi korban pembunuhan, tersangka utamanya adalah Israel, yang akan mempermalukan Aliyev dan sangat merugikan hubungan Israel dengan sekutunya di Kaukasus.

Fantasi Balas Dendam


Selain itu, badan-badan intelijen Israel tidak memiliki kebiasaan mengusulkan pembunuhan terhadap para pemimpin nasional. Mossad dan lembaga keamanan yang lebih luas tidak memiliki doktrin yang jelas mengenai kapan, bagaimana, dan dalam kondisi apa musuh dapat dibunuh.

Hal itu juga merupakan kesimpulan dari laporan subkomite kabinet keamanan yang membahas upaya gagal membunuh pemimpin Hamas Khaled Meshal di Amman, Yordania, pada tahun 1997.

Para pejabat pertahanan juga mengetahui bahwa meskipun godaannya besar, keinginan untuk membalas dendam kuat, intelijen ada dan misinya dapat dilaksanakan, pembunuhan terhadap seorang pemimpin nasional dapat menjadi bumerang.

Agen mata-mata negara lain, tidak seperti organisasi teror yang berencana membunuh para pemimpin Israel seperti Perdana Menteri Golda Meir, bisa saja membalas dan menyerang para pemimpin Israel saat ini.

Namun ada pengecualian. Di akhir Kampanye Sinai tahun 1956, muncul suara-suara di intelijen Israel, yang dipimpin oleh perwira intelijen senior Avraham Dar, untuk meledakkan bom truk di dekat panggung untuk menghalangi Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, yang dianggap sebagai musuh berbahaya Israel. Tidak ada hasil dari gagasan itu.

Pada tahun 1991 ada rencana serupa untuk membunuh pemimpin Irak Saddam Hussein. Idenya adalah mengirim pasukan komando elite Sayeret Matkal ke peresmian jembatan di atas Sungai Tigris; pasukan akan membunuh sang diktator dengan rudal.

Namun selama pelatihan untuk misi di pangkalan Tze’elim di Israel selatan, tragedi terjadi ketika lima pasukan komando terbunuh oleh insiden "friendly-fire", yakni oleh sebuah rudal yang dimaksudkan untuk mensimulasikan pembunuhan tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)