MBS Dituduh Ancam Bunuh Khashoggi dengan Peluru, Saudi Membantah

Sabtu, 09 Februari 2019 - 01:51 WIB
MBS Dituduh Ancam Bunuh Khashoggi dengan Peluru, Saudi Membantah
MBS Dituduh Ancam Bunuh Khashoggi dengan Peluru, Saudi Membantah
A A A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dituduh pernah mengancam akan membunuh jurnalis Jamal Khashoggi dengan peluru jika dia tak pulang. Namun, Riyadh membantah calon raja Saudi itu terlibat dalam operasi pembunuhan Khashoggi.

Tuduhan muncul dari laporan The New York Times yang mengatakan Pangeran MBS mempertimbangkan membunuh jurnalis itu setahun sebelum pembunuhannya terjadi di Konsulat Saudi Istanbul.

Laporan itu menyatakan setahun sebelum kematian Khashoggi, MBS mengatakan kepada seorang ajudan bahwa dia akan menggunakan peluru terhadap wartawan tersebut jika dia tidak kembali ke negaranya dan mengakhiri kritiknya terhadap pemerintah.

Laporan New York Times yang diterbitkan hari Kamis tersebut mengutip pejabat Amerika Serikat saat ini dan mantan pejabat AS serta pejabat asing yang memiliki pengetahuan tentang laporan intelijen.

Ancaman tersebut muncul ketika Pangeran MBS bercakap-cakap dengan ajudannya, Turki Aldakhil, pada September 2017, dan disadap oleh badan intelijen Amerika. "Itu adalah bukti paling rinci sampai saat ini yang membuat Putra Mahkota dianggap membunuh Khashoggi," bunyi laporan tersebut.

Tidak ada komentar langsung dari CIA dan Badan Keamanan Nasional AS terkait laporan New York Times.

Sedangkan Aldakhil, dalam sebuah pernyataan kepada surat kabar Amerika tersebut, menegaskan bahwa tuduhan itu "pasti salah".

Sementara itu, Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menolak untuk mengomentari publikasi New York Times tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi."Saya tidak bisa mengomentari laporan berdasarkan sumber anonim. Kami telah melihat di masa lalu bahwa banyak yang disebut laporan berdasarkan sumber-sumber intelijen tidak berhasil," katanya.

"Kami tahu bahwa ini bukan operasi resmi. Tidak ada perintah yang diberikan untuk melakukan operasi ini," kata al-Jubeir, mengacu pada "operasi nakal" untuk membunuh Khashoggi di Istanbul, dikutip Reuters, Sabtu (9/2/2019).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4124 seconds (0.1#10.140)