Takut Dibunuh Keluarganya, Gadis Murtad Saudi Terbang ke Kanada

Sabtu, 12 Januari 2019 - 01:31 WIB
Takut Dibunuh Keluarganya, Gadis Murtad Saudi Terbang ke Kanada
Takut Dibunuh Keluarganya, Gadis Murtad Saudi Terbang ke Kanada
A A A
BANGKOK - Rahaf Mohammed Alqunun, 18, gadis pencari suaka asal Arab Saudi dilaporkan terbang ke Kanada pada Jumat malam. Gadis itu takut dibunuh keluarganya jika dipulangkan ke Saudi karena keluar dari agama Islam atau murtad.

Alqunun telah menjadi pemberitaan media internasional ketika membarikade dirinya di dalam kamar hotel zona transit di bandara Bangkok untuk mencegah pejabat imigrasi membawanya dalam penerbangan ke Kuwait.Dia sempat ditolak masuk ke Thailand saat dalam perjalanan ke Australia karena dokumen perjalanannya direbut paksa oleh pejabat keduataan Saudi dan Kuwait. Namun dokumennya, termasuk paspor, kini telah dikembalikan kepadanya.
Dia juga sempat menolak meninggalkan hotel sampai dia bisa bertemu perwakilan dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Remaja itu mengaku melarikan diri dari keluarganya yang dia sebut telah mengurungnya selama enam bulan setelah dia memangkas rambut.

Seorang teman Alqunun yang berusia 20 tahun, yang diwawancarai The Guardian dengan syarat anonim mengatakan ancaman terhadap gadis itu nyata. "Dia mantan Muslim dan memiliki keluarga yang sangat ketat. Mereka menggunakan kekerasan terhadapnya dan dia menghadapi pelecehan seksual," kata teman Alqunun, yang telah tinggal di Australia dengan status pencari suaka.

Kanada merupakan salah satu dari beberapa negara yang telah melakukan pembicaraan dengan UNHCR untuk menerima Alqunun.

Reuters, yang sumber imigrasi Thailand, pada Sabtu (12/1/2019), melaporkan Alqunun dijadwalkan terbang ke Kanada. Sumber itu menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang keberadaan gadis belasan tahun itu.

UNHCR telah memberikan status pengungsi kepada Alqunun sejak Rabu lalu.

Kepala Imigrasi Thailand, Surachate Hakparn, mengatakan kepada wartawan bahwa PBB mempercepat kasus ini, meskipun dia tidak memberikan indikasi kapan proses itu akan selesai.

Pada hari Jumat, Alqunun menutup akun Twitter-nya. Sophie McNeill, seorang reporter dari Australian Broadcasting Corporation yang melakukan kontak dengan Alqunun ketika dia terjebak di kamar hotel bandara di Bangkok mengatakan bahwa Alqunun aman. "Dia baik-baik saja." katanya yang mengklaim masih melakukan kontak dengan remaja tersebut.

"Dia baru saja menerima banyak ancaman kematian," lanjut McNeill. Menurutnya, Alqunun akan kembali aktif menggunakan Twitter setelah istirahat sejenak.

Alqunun sebelumnya mengatakan di Twitter bahwa dia ingin mencari perlindungan di Australia. Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, telah bertemu dengan para pejabat senior Thailand di Bangkok pada hari Kamis.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa Australia sedang menilai permintaan suaka yang diajukan Alqunun.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3425 seconds (0.1#10.140)