Pengkritik Saudi di Kanada Jadi Target Pembunuhan atau Penculikan
loading...
A
A
A
TORONTO - Teman mendiang jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang tinggal di Kanada, Omar Abdulaziz, diperingatkan oleh kepolisian bahwa dia mungkin jadi target pembunuhan atau penculikan oleh pemerintah Saudi.
Kabar itu dilaporkan kantor berita Anadolu. Abdulaziz merupakan pengkritik Saudi dan menjadi "duri" bagi rezim Saudi selama beberapa tahun serta membuat murka Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).
Abdulaziz, 29, saat ini dalam radar MBS. Saat wawancara dengan surat kabar Inggris, The Guardian, Abdulaziz menyatakan dia telah diperingatkan oleh Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP) tentang kemungkinan rencana pembunuhan atau penculikan terhadapnya.
Ini bukan pertama kali bagi Abdulaziz menjadi target rezim Saudi. Pada 2018, Citizen Lab di Universitas Toronto menginformasikan bahwa telepon selulernya telah diretas dan pelakunya diperkirakan orang Saudi.
Setelah peretasan itu, beberapa teman dan keluarga Abdulaziz berada di penjara Saudi. Namun taktik itu tak membuat takut Abdulaziz.
Pada 2009, dia tiba di Kanada dengan beasiswa untuk belajar bahasa Inggris di Universitas McGill. Namun dia semakin banyak mengkritik represi Saudi pada rakyatnya dan menggunakan YouTube dan Twitter untuk mengungkapkan ketidakpuasannya. Dia pun memiliki banyak follower di Twitter.
Pada 2013, beasiswanya dicabut tapi dia mendapat suaka politik di Kanada saat dia terus mengkritik rezim Saudi.
"Peringatan bahaya pekan ini memiliki nilai penting khusus," kata pengacara Abdulaziz, Alaa Mahajna.
Dalam kontak sebelumnya dengan pemerintah Kanada, dia selalu menginformasikan berbagai ancaman dan risiko yang dialaminya, tapi kali ini berbeda. (Baca Juga: RI Apresiasi Saudi Gelar Haji 2020 Secara Terbatas Demi Keselamatan Jamaah)
"Peringatan tentang ancaman serius atas nyawanya berbeda kali ini. Ini resmi dan himbauan untuk berhati-hati. Ini terasa lebih kredibel dan lebih kongkrit," ungkap Alaa Mahajna. (Baca Juga: Jangan Jadikan Rapid Test Ladang Bisnis)
Rezim Saudi terus menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan teman Abdulaziz, Khashoggi. Saudi menegaskan pembunuhan itu akibat operasi jahat dan lima orang telah dihukum mati serta tiga orang lainnya dipenjara. (Lihat Video: Bertahun-tahun Warga Sebrangi Sungai dengan Seutas Kawat Sling)
Lihat Juga: Pakar Terorisme Bingung, Taleb Abdulmohsen Murtad dan Ateis tapi Serang Pasar Natal Jerman
Kabar itu dilaporkan kantor berita Anadolu. Abdulaziz merupakan pengkritik Saudi dan menjadi "duri" bagi rezim Saudi selama beberapa tahun serta membuat murka Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).
Abdulaziz, 29, saat ini dalam radar MBS. Saat wawancara dengan surat kabar Inggris, The Guardian, Abdulaziz menyatakan dia telah diperingatkan oleh Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP) tentang kemungkinan rencana pembunuhan atau penculikan terhadapnya.
Ini bukan pertama kali bagi Abdulaziz menjadi target rezim Saudi. Pada 2018, Citizen Lab di Universitas Toronto menginformasikan bahwa telepon selulernya telah diretas dan pelakunya diperkirakan orang Saudi.
Setelah peretasan itu, beberapa teman dan keluarga Abdulaziz berada di penjara Saudi. Namun taktik itu tak membuat takut Abdulaziz.
Pada 2009, dia tiba di Kanada dengan beasiswa untuk belajar bahasa Inggris di Universitas McGill. Namun dia semakin banyak mengkritik represi Saudi pada rakyatnya dan menggunakan YouTube dan Twitter untuk mengungkapkan ketidakpuasannya. Dia pun memiliki banyak follower di Twitter.
Pada 2013, beasiswanya dicabut tapi dia mendapat suaka politik di Kanada saat dia terus mengkritik rezim Saudi.
"Peringatan bahaya pekan ini memiliki nilai penting khusus," kata pengacara Abdulaziz, Alaa Mahajna.
Dalam kontak sebelumnya dengan pemerintah Kanada, dia selalu menginformasikan berbagai ancaman dan risiko yang dialaminya, tapi kali ini berbeda. (Baca Juga: RI Apresiasi Saudi Gelar Haji 2020 Secara Terbatas Demi Keselamatan Jamaah)
"Peringatan tentang ancaman serius atas nyawanya berbeda kali ini. Ini resmi dan himbauan untuk berhati-hati. Ini terasa lebih kredibel dan lebih kongkrit," ungkap Alaa Mahajna. (Baca Juga: Jangan Jadikan Rapid Test Ladang Bisnis)
Rezim Saudi terus menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan teman Abdulaziz, Khashoggi. Saudi menegaskan pembunuhan itu akibat operasi jahat dan lima orang telah dihukum mati serta tiga orang lainnya dipenjara. (Lihat Video: Bertahun-tahun Warga Sebrangi Sungai dengan Seutas Kawat Sling)
Lihat Juga: Pakar Terorisme Bingung, Taleb Abdulmohsen Murtad dan Ateis tapi Serang Pasar Natal Jerman
(sya)