Pasukan AS Ditarik dari Suriah, ISIS Hidup Kembali

Jum'at, 21 Desember 2018 - 01:25 WIB
Pasukan AS Ditarik dari Suriah, ISIS Hidup Kembali
Pasukan AS Ditarik dari Suriah, ISIS Hidup Kembali
A A A
DAMASKUS - Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik diri dari Suriah akan memungkinkan ISIS untuk berkumpul kembali pada tahap kritis dalam konflik. Demikian pernyataan pasukan Kurdi yang menjadi sekutu Washington dalam konflik di Suriah.

Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didukung AS mengatakan penarikan Presiden Donald Trump atas semua pasukan Amerika juga akan membuat Suriah terjebak di antara cengkeraman pihak-pihak yang bermusuhan yang memperjuangkan wilayahnya dalam perang tujuh tahun seperti dikutip dari AP, Jumat (21/12/2018).

Setelah tiga tahun berjuang bersama pasukan AS, SDF mengatakan pertempuran melawan ISIS telah mencapai fase yang menentukan yang membutuhkan lebih banyak dukungan, bukan penarikan pasukan AS.

SDF, didukung oleh sekitar 2.000 pasukan AS, berada di tahap akhir kampanye untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh militan ISIS.

Tetapi mereka menghadapi ancaman serangan militer oleh Turki, yang menganggap para pejuang YPG Kurdi yang menjadi ujung tombak kekuatan, sebagai perpanjangan dari kelompok teroris. Mereka juga terancam oleh kemajuan oleh pasukan Suriah - didukung oleh Rusia dan Iran - yang berkomitmen untuk memulihkan kontrol Presiden Bashar al-Assad atas seluruh negeri.

Pengumuman Trump pada hari Rabu membalikkan pilar utama kebijakan Amerika di Timur Tengah dan mengejutkan para anggota parlemen AS dan sekutunya, yang menantang klaim kemenangan Trump atas ISIS.

ISIS mendeklarasikan kekhalifahan pada tahun 2014 setelah merebut sebagian besar wilayah Suriah dan Irak. Kelompok garis keras itu mendirikan Ibu Kota de factonya di kota Raqqa, Suriah, menggunakannya sebagai pangkalan untuk merencanakan serangan di Eropa.

Menurut perkiraan AS, kelompok itu menguasai sekitar 100.000 km persegi wilayah, dengan sekitar 8 juta orang di bawah kendalinya. Kelompok itu diperkirakan mengantongi pendapatan hampir USD1 miliar per tahun.

Seorang pejabat senior AS pekan lalu mengatakan wilayah kelompok itu turun 1 persen. Tidak ada wilayah yang tersisa di Irak, meskipun militan telah melanjutkan serangan pemberontak sejak kekalahannya tahun lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3841 seconds (0.1#10.140)