Pentagon: AS Bisa Kirim Lebih Banyak Personel Militer ke Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk mengirim penasihat militer tambahan ke kedutaan besarnya di Kyiv, Ukraina. Demikian disampaikan juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder.
Pasukan tersebut akan menjalankan peran non-tempur, terutama mendukung logistik, memantau pengiriman senjata AS, dan membantu pemeliharaan senjata.
Pengumuman ini muncul ketika Parlemen AS meloloskan rancangan undang-undang bantuan militer sebesar USD61 miliar untuk Ukraina pada hari Sabtu. Pentagon mengatakan paket tersebut akan mencakup “hal-hal seperti kemampuan pertahanan udara dan artileri.”
Meskipun Ryder tidak merinci berapa banyak personel militer yang akan dikirim ke Kyiv dengan alasan keamanan operasional dan perlindungan pasukan, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Politico bahwa jumlahnya bisa mencapai 60 orang.
“Penasihat tambahan dapat bekerja di Kantor Kerja Sama Pertahanan di kedutaan,” kata Ryder, yang dilansir dari Politico, Minggu (21/4/2024).
Ukraina sedang berjuang untuk mendapatkan kembali inisiatif di medan perang setelah serangan balasan yang gagal pada musim panas lalu, serta kerugian yang lebih baru yang diperburuk oleh berkurangnya pasokan amunisi asing.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin baru-baru ini mengakui bahwa keadaan di medan perang mulai sedikit berubah ke arah yang menguntungkan Rusia, dengan pasukan Kyiv yang kesulitan dalam hal mempertahankan garis pertahanan.
Menurut laporan Politico, para penasihat militer tersebut akan ditugaskan membantu Ukraina dengan pengiriman peralatan baru karena pertempuran diperkirakan akan meningkat selama musim panas.
Meskipun Presiden Joe Biden berjanji bahwa pasukan Amerika tidak akan dikirim untuk melawan Rusia di Ukraina, Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menganggap AS dan anggota NATO lainnya secara de facto ikut serta dalam konflik tersebut.
Rusia lebih lanjut mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron dan politisi Eropa lainnya yang mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan kehadiran pasukan negara-negara Barat di Ukraina di masa depan.
Rusia bersikeras bahwa bantuan asing sebanyak apa pun tidak akan mengubah arah konflik atau menyelamatkan Ukraina dari kekalahan.
Lihat Juga: Detik-detik Azerbaijan Airlines Jatuh Tewaskan 38 Orang, Terdengar Allahu Akbar Berulang Kali
Pasukan tersebut akan menjalankan peran non-tempur, terutama mendukung logistik, memantau pengiriman senjata AS, dan membantu pemeliharaan senjata.
Pengumuman ini muncul ketika Parlemen AS meloloskan rancangan undang-undang bantuan militer sebesar USD61 miliar untuk Ukraina pada hari Sabtu. Pentagon mengatakan paket tersebut akan mencakup “hal-hal seperti kemampuan pertahanan udara dan artileri.”
Meskipun Ryder tidak merinci berapa banyak personel militer yang akan dikirim ke Kyiv dengan alasan keamanan operasional dan perlindungan pasukan, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Politico bahwa jumlahnya bisa mencapai 60 orang.
“Penasihat tambahan dapat bekerja di Kantor Kerja Sama Pertahanan di kedutaan,” kata Ryder, yang dilansir dari Politico, Minggu (21/4/2024).
Ukraina sedang berjuang untuk mendapatkan kembali inisiatif di medan perang setelah serangan balasan yang gagal pada musim panas lalu, serta kerugian yang lebih baru yang diperburuk oleh berkurangnya pasokan amunisi asing.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin baru-baru ini mengakui bahwa keadaan di medan perang mulai sedikit berubah ke arah yang menguntungkan Rusia, dengan pasukan Kyiv yang kesulitan dalam hal mempertahankan garis pertahanan.
Menurut laporan Politico, para penasihat militer tersebut akan ditugaskan membantu Ukraina dengan pengiriman peralatan baru karena pertempuran diperkirakan akan meningkat selama musim panas.
Meskipun Presiden Joe Biden berjanji bahwa pasukan Amerika tidak akan dikirim untuk melawan Rusia di Ukraina, Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menganggap AS dan anggota NATO lainnya secara de facto ikut serta dalam konflik tersebut.
Rusia lebih lanjut mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron dan politisi Eropa lainnya yang mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan kehadiran pasukan negara-negara Barat di Ukraina di masa depan.
Rusia bersikeras bahwa bantuan asing sebanyak apa pun tidak akan mengubah arah konflik atau menyelamatkan Ukraina dari kekalahan.
Lihat Juga: Detik-detik Azerbaijan Airlines Jatuh Tewaskan 38 Orang, Terdengar Allahu Akbar Berulang Kali
(mas)