Cetak Sejarah, Senegal Miliki 2 Ibu Negara untuk Pertama Kalinya

Kamis, 04 April 2024 - 14:27 WIB
loading...
A A A
Sosiolog terkenal Fatou Sow Sarr mengatakan di X: "Poligami, monogami, poliandri adalah model perkawinan yang ditentukan oleh sejarah setiap bangsa."

“Model-model ini sekarang bersaing dengan pernikahan homoseksual,” imbuh dia.

“Saya benar-benar berpikir bahwa Barat tidak memiliki legitimasi untuk menilai budaya kita,” papar Sarr dalam pesan lanjutannya di X.

Namun demikian, banyak perempuan Senegal yang menganggap poligami munafik dan tidak adil, sementara Komite Hak Asasi Manusia PBB mengatakan dalam laporan tahun 2022 bahwa poligami merupakan diskriminasi terhadap perempuan dan harus diakhiri.

Dalam novelnya yang terbit tahun 1979, "So Long a Letter", penulis Senegal Mariama Ba sangat kritis terhadap poligami, menggambarkan rasa sakit dan kesepian seorang wanita setelah suaminya mengambil istri kedua yang lebih muda.

Banyak serial televisi populer dalam beberapa tahun terakhir, seperti "Mistress of a Married Man" atau "Polygamy" yang mengeksplorasi naik turunnya kehidupan keluarga dalam rumah tangga poligami.

Mantan menteri kebudayaan dan profesor sejarah Penda Mbow mengatakan situasi perkawinan di istana presiden saat ini "benar-benar baru".

“Sampai saat ini Ibu Negara hanya ada satu. Artinya seluruh protokol harus ditinjau ulang,” katanya.

Poligami tersebar luas di Senegal khususnya di daerah pedesaan dan dianggap sebagai cara untuk memperluas keluarga.

Islam membolehkan laki-laki beristri hingga empat orang asalkan laki-laki tersebut mampu, termasuk secara finansial.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1636 seconds (0.1#10.140)