Cara Malaysia Bela Palestina, dari Aksi Rakyat hingga Manuver Diplomatik PM Anwar Ibrahim

Kamis, 21 Maret 2024 - 08:13 WIB
loading...
A A A
Diplomat Malaysia itu mendesak gencatan senjata karena krisis di Gaza sudah di luar batas.

"Pertama, melembagakan gencatan senjata segera dan permanen. Kedua, membangun akses aman dan tanpa hambatan untuk penyaluran bantuan. Ketiga, memastikan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional," katanya di “Forum Terbuka Mengenai Isu Palestina: Kampanye Hak Asasi Manusia dan Hukum Internasional—Apa Peran Malaysia?” di Universiti Malaya, Selasa (19/3/2024).

Menurut Menlu Mohamad, Malaysia harus mengerahkan kekuatan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Upaya membebaskan Palestina, kata dia, bukan hal mudah. Namun Malaysia tidak akan menyerah.

Menurutnya, upaya diplomatik Malaysia dalam membela Palestina akan dipandu tiga pilar besar—mengatasi akar masalah, menegakkan hukum internasional, dan mengakhiri impunitas Israel.

Manuver pembelaan Palestina juga dilakukan PM Anwar Ibrahim ketika berkunjung ke Jerman—negara Barat yang selama ini juga membela Israel.

Anwar mengkritik negara-negara Barat karena kurang bertindak terhadap kekejaman Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Dia menilai negara-negara Barat munafik.

"Ke mana kita telah membuang kemanusiaan kita, kenapa ada kemunafikan seperti ini?" tanya Anwar dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz usai pertemuan mereka di Berlin.

Akar Masalah Israel-Palestina


Anwar ditanya wartawan apakah dia mengecam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, dan apakah dia mendukung upaya membebaskan ratusan sandera asal Israel.

"Yang saya tolak keras adalah narasi ini, obsesi ini, seolah-olah seluruh masalah dimulai dan diakhiri pada tanggal 7 Oktober. Ini tidak dimulai pada tanggal 7 Oktober, dan tidak berakhir pada tanggal 7 Oktober. Ini dimulai empat dekade sebelumnya, dan itu berlanjut setiap hari," jawab Anwar.

Menurut Anwar, kebijakan Israel selama puluhan tahun terhadap warga Palestina adalah akar penyebab konflik yang tak kunjung berakhir.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)