Mengapa Geert Wilders Gagal Jadi PM Belanda Meski Menang Pemilu? Ini Alasannya
loading...
A
A
A
DEN HAAG - Politisi anti-Islam Geert Wilders telah bersiap meninggalkan upayanya untuk menjadi Perdana Menteri (PM) Belanda. Padahal, partainya meraih kemenangan dalam pemilu 2023.
Mengutip laman The Guardian, Senin (18/3/2024), Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpin Wilders berhasil memenangkan suara terbanyak dalam pemilu akhir tahun lalu. Ini mengejutkan karena PVV bisa memenangkan sekitar 37 kursi, lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
Meski PVV memenangkan suara terbanyak, jalan Wilders menuju posisi PM Belanda sangat sulit. Tak kunjung menemui solusi, dia pada akhirnya bersiap untuk menarik diri dalam upayanya menduduki jabatan tersebut.
PVV pimpinan Wilders memang meraih suara terbanyak pada pemilu Belanda tahun lalu. Kendati demikian, jumlahnya masih belum cukup dari mayoritas Parlemen yang terdiri atas setidaknya 150 kursi.
Demi meningkatkan suara partainya, Wilders bersama PVV harus mencari koalisi agar setidaknya mayoritas Parlemen berada di pihaknya. Sejak November 2023, dia mengadakan pembicaraan koalisi dengan para calon sekutunya.
Namun negosiasi antara PVV dengan calon koalisi gagal dilakukan. Salah satu kemungkinan alasan yang membuat para partai menolak adalah kebijakan ekstrem Wilders sebagai populis anti-Islam dan antiimigran.
Melalui akun media sosial X, Wilders pun turut membuka suara terkait jalan terjal menuju posisi PM Belanda. Dia mengatakan dia bisa menjadi PM apabila seluruh partai koalisi mendukungnya.
“Saya hanya bisa menjadi perdana menteri jika semua partai koalisi mendukung. Bukan itu masalahnya,” Wilders dalam pernyataannya di X, seperti dikutip Senin (18/3/2024).
Mengutip Reuters, stasiun televisi nasional Belanda; NOS, melaporkan bahwa Wilders bersedia melepaskan harapannya menjadi PM, setidaknya untuk saat ini. Kendati demikian, dia akan tetap berjuang untuk membentuk pemerintahan yang layak di kemudian hari.
Menurut sumber-sumber politik di Den Haag, NOS juga menyebut PVV pimpinan Wilders bersama tiga partai konservatif lain mungkin akan membentuk koalisi sayap kanan dan mempertimbangkan skenario untuk tidak bergabung dengan pemerintahan baru.
Demikianlah ulasan mengenai penyebab Geert Wilders gagal menjadi PM Belanda meski partainya menang pemilu.
Lihat Juga: Siapa Michel Barnier? PM Baru Prancis yang Dikenal Anti-Uni Eropa dan Ingin Mewujudkan Frexit
Mengutip laman The Guardian, Senin (18/3/2024), Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpin Wilders berhasil memenangkan suara terbanyak dalam pemilu akhir tahun lalu. Ini mengejutkan karena PVV bisa memenangkan sekitar 37 kursi, lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
Meski PVV memenangkan suara terbanyak, jalan Wilders menuju posisi PM Belanda sangat sulit. Tak kunjung menemui solusi, dia pada akhirnya bersiap untuk menarik diri dalam upayanya menduduki jabatan tersebut.
Alasan Geert Wilders Gagal Jadi PM Belanda
PVV pimpinan Wilders memang meraih suara terbanyak pada pemilu Belanda tahun lalu. Kendati demikian, jumlahnya masih belum cukup dari mayoritas Parlemen yang terdiri atas setidaknya 150 kursi.
Demi meningkatkan suara partainya, Wilders bersama PVV harus mencari koalisi agar setidaknya mayoritas Parlemen berada di pihaknya. Sejak November 2023, dia mengadakan pembicaraan koalisi dengan para calon sekutunya.
Namun negosiasi antara PVV dengan calon koalisi gagal dilakukan. Salah satu kemungkinan alasan yang membuat para partai menolak adalah kebijakan ekstrem Wilders sebagai populis anti-Islam dan antiimigran.
Melalui akun media sosial X, Wilders pun turut membuka suara terkait jalan terjal menuju posisi PM Belanda. Dia mengatakan dia bisa menjadi PM apabila seluruh partai koalisi mendukungnya.
“Saya hanya bisa menjadi perdana menteri jika semua partai koalisi mendukung. Bukan itu masalahnya,” Wilders dalam pernyataannya di X, seperti dikutip Senin (18/3/2024).
Mengutip Reuters, stasiun televisi nasional Belanda; NOS, melaporkan bahwa Wilders bersedia melepaskan harapannya menjadi PM, setidaknya untuk saat ini. Kendati demikian, dia akan tetap berjuang untuk membentuk pemerintahan yang layak di kemudian hari.
Menurut sumber-sumber politik di Den Haag, NOS juga menyebut PVV pimpinan Wilders bersama tiga partai konservatif lain mungkin akan membentuk koalisi sayap kanan dan mempertimbangkan skenario untuk tidak bergabung dengan pemerintahan baru.
Demikianlah ulasan mengenai penyebab Geert Wilders gagal menjadi PM Belanda meski partainya menang pemilu.
Lihat Juga: Siapa Michel Barnier? PM Baru Prancis yang Dikenal Anti-Uni Eropa dan Ingin Mewujudkan Frexit
(mas)