Rouhani Tuding AS Ingin Kacaukan Iran

Minggu, 23 September 2018 - 15:42 WIB
Rouhani Tuding AS Ingin Kacaukan Iran
Rouhani Tuding AS Ingin Kacaukan Iran
A A A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa Iran siap untuk menghadapai Amerika Serikat (AS) dan sekutu Teluk Arabnya. Itu dikatakannya sehari setelah serangan terhadap parade militer Iran yang menewaskan 25 orang, temasuk 12 anggota pasukan elit Garda Revolusi.

Berbicara sebelum meninggalkan Teheran untuk menghadiri Sidang Umum PBB tahunan di New York, Rouhani menuduh negara-negara Teluk Arab yang didukung AS memberikan dukungan keuangan dan militer untuk kelompok etnis Arab anti-pemerintah di Iran.

"Amerika bertindak seperti penindas terhadap seluruh dunia dan berpikir dapat bertindak berdasarkan kekuatan kasar," kata Rouhani.

“Tetapi orang-orang kami akan menolak dan pemerintah siap untuk menghadapi Amerika. Kami akan mengatasi situasi ini (sanksi) dan Amerika akan menyesal memilih jalan yang salah,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/9/2018).

Sejak menarik diri dari pakta nuklir internasional 2015, Presiden AS Donald Trump telah menerapkan kembali sanksi yang ditujukan untuk mengisolasi Teheran. Trump pun memaksa Teheran untuk duduk di meja perundingan untuk mengekang program rudal nuklir dan balistiknya secara ketat. Namun Iran telah mengesampingkan hal ini.

"Amerika ingin menimbulkan kekacauan dan kerusuhan di negara kita sehingga dapat kembali ke negara ini, tetapi ini adalah fantasi yang tidak nyata dan mereka tidak akan pernah mencapai tujuan mereka," tegas Rouhani.

Syiah Iran kerap bertentangan dengan negara tetangga Sunni Arabnya yang bersekutu dengan Barat di Timur Tengah. Dua kekuatan regional ini kembali mendukung kelompok-kelompok yang bersebrangan di Irak dan Libanon.

"Negara-negara boneka kecil di kawasan ini didukung oleh Amerika, dan Amerika Serikat memprovokasi mereka dan memberi mereka kemampuan yang diperlukan," ujar Rouhani.

Tidak ada komentar langsung dari Arab Saudi tentang tuduhan Rouhani.

Serangan penembakan terhadap parade militer di kota Ahvaz di barat daya adalah salah satu yang terburuk yang pernah terjadi terhadap Garda Revolusi - kekuatan militer Iran yang paling kuat - dan terikat untuk meningkatkan ketegangan dengan Arab Saudi.

"Jawaban Iran (untuk serangan ini) akan datang dalam kerangka hukum dan kepentingan nasional kita," kata Rouhani, menambahkan bahwa Amerika Serikat akan menyesali agresivitasnya.

Sebuah gerakan oposisi etnis Arab Iran yang disebut Perlawanan Nasional Ahvaz, yang menginginkan sebuah negara terpisah di provinsi Khuzestan yang kaya minyak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

"Negara-negara Teluk Persia menyediakan dukungan moneter, militer dan politik untuk kelompok-kelompok ini," tuding Rouhani.

Militan Negara Islam (ISIS) juga mengaku bertanggung jawab. Namun tidak ada bukti yang mendukung klaim ini. Keempat penyerang tewas.

Serangan itu, yang melukai sedikitnya 70 orang, menyasar tempat penonton di mana para pejabat Iran berkumpul untuk menyaksikan acara tahunan menandai dimulainya perang Republik Islam dengan negara tetangga Irak pada 1980-1988.

"Mudah-mudahan kami akan mengatasi sanksi ini dengan biaya sekecil mungkin dan membuat Amerika menyesali keagresifannya terhadap negara lain, dan khususnya Iran," tukas Rouhani.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3643 seconds (0.1#10.140)