Milisi Anti-Putin Klaim Sukses Menyerang Rusia dari Ukraina

Rabu, 13 Maret 2024 - 16:38 WIB
loading...
Milisi Anti-Putin Klaim...
Milisi anti-Putin mengklaim sukses menginfiltrasi ke wilayah Ukraina. Foto/Reuters
A A A
MOSKOW - Milisi pro- Ukraina telah mengklaim beberapa serangan di wilayah perbatasan Rusia ketika Rusia bersikeras bahwa mereka berhasil menggagalkan serangan tersebut, yang dilakukan tiga hari sebelum mereka mengadakan pemilihan presiden.

Kelompok bersenjata yang berbasis di Ukraina, yang terdiri dari pejuang sukarelawan pro-Kyiv Rusia yang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan mereka telah memasuki wilayah Kursk dan Belgorod.

Serangan lintas batas tersebut, yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia telah digagalkan, terjadi ketika Kyiv meluncurkan puluhan drone dan roket ke Rusia dalam serangan terbesarnya sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

Serangan Ukraina menyebabkan dua kilang minyak di Rusia terbakar.

Ilya Ponomarev, mantan anggota Duma Rusia, yang sekarang menjabat sebagai ketua politik Legiun Kebebasan Rusia, mengatakan di Telegram bahwa penggerebekan tersebut dilakukan oleh kelompoknya dalam “operasi gabungan” dengan Korps Relawan Rusia dan Korps Relawan Siberia.

Legiun mengklaim masih bentrok dengan pasukan Rusia hingga pukul 13.15 waktu setempat. Mereka menerbitkan video dari pesawat tak berawak yang konon menunjukkan sebuah kendaraan diledakkan dan para pejuang di jalan-jalan desa Tyotkino, di perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah berhasil menghalau serangan terakhir pada pukul 08:25 dengan mengatakan bahwa pasukannya telah melawan beberapa serangan oleh “kelompok teroris Ukraina” yang berusaha menyerang dari tiga arah setelah dugaan “intensif”.

“Semua serangan Ukraina berhasil digagalkan. Musuh terkena serangan pesawat, roket, dan artileri,” demikian keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir Al Jazeera.

Kantor berita TASS melaporkan, Gubernur Kursk Roman Starovoyt mengatakan juga terjadi baku tembak di wilayahnya, namun serangan yang lebih besar telah digagalkan. Setelah serangan tersebut, sekolah-sekolah di kota Kursk beralih ke kelas online.

Kelompok paramiliter pro-Kyiv lainnya, Korps Relawan Rusia, mengunggah video penglihatan malam pada hari Selasa yang dimaksudkan untuk menunjukkan pasukannya terlibat dalam baku tembak.



Milisi yang berbasis di Ukraina mengklaim berada di balik serangan sebelumnya ke wilayah Rusia. Andriy Yusov, juru bicara intelijen militer Ukraina, mengatakan bahwa kelompok sukarelawan Rusia tidak bertindak berdasarkan perintah Kyiv.

Namun dia menambahkan bahwa serangan tersebut menunjukkan “Kremlin sekali lagi tidak dapat mengendalikan situasi di Rusia”.

Juru bicara sayap politik Legiun Kebebasan Rusia mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Selasa bahwa serangan itu dilakukan bertepatan dengan pemilihan presiden Rusia pada 15-17 Maret.

“Ini sama sekali bukan pemilu. Ini adalah tahap selanjutnya dari perampasan kekuasaan, pembentukan kediktatoran Putin dengan kedok pemilu,” kata juru bicara Alexei Baranovsky.

Serangan lintas batas itu terjadi ketika Kyiv melancarkan salah satu serangan pesawat tak berawak paling signifikan terhadap Rusia dalam perang dua tahun tersebut.

Moskow mengatakan pihaknya menjatuhkan 25 drone Ukraina di wilayah termasuk Moskow, Leningrad, Belgorod, Kursk, Bryansk, Tula dan Oryol. Gelombang serangan pesawat tak berawak terus berlanjut sepanjang hari, kata kementerian pertahanan.

Para pejabat Rusia melaporkan serangan terhadap fasilitas energi, termasuk kebakaran di kilang NORSI Lukoil dan sebuah drone yang hancur di pinggiran kota Kirishi, rumah bagi kilang minyak terbesar kedua di Rusia.

Gleb Nikitin, gubernur wilayah Nizhny Novgorod, memasang gambar truk pemadam kebakaran di samping kilang NORSI dan mengatakan layanan darurat sedang berupaya memadamkan api di sana.

“Fasilitas kompleks bahan bakar dan energi diserang oleh kendaraan udara tak berawak,” kata Nikitin melalui Telegram.

Sumber industri mengatakan kepada kantor berita Reuters tanpa menyebut nama bahwa unit penyulingan minyak mentah utama (AVT-6) di NORSI rusak dalam serangan itu, yang berarti setidaknya setengah dari produksi kilang tersebut dihentikan.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1075 seconds (0.1#10.140)