3 Pemuda Palestina Serang Yerusalem Utara, 1 Orang Tewas
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Tiga pelaku melancarkan aksi penembakan di utara Yerusalem pada Kamis (22/2/2024), menewaskan satu orang dan melukai delapan orang lainnya di dekat pos pemeriksaan jalan raya saat terjadi kemacetan lalu lintas.
Pihak berwenang Israel menyatakan 2 pria bersenjata tewas di lokasi kejadian oleh pasukan keamanan dan warga sipil bersenjata. Orang ketiga telah ditahan, menurut Times of Israel, namun kondisinya tidak jelas.
Pria yang terbunuh berusia 20-an tahun, menurut media lokal mengutip keterangan petugas medis.
Layanan Ambulans Magen David Adom mengatakan pihaknya merawat 12 orang, termasuk seorang wanita berusia 23 tahun yang kondisinya serius, empat orang lainnya kondisinya sedang, dan lima orang lainnya mengalami luka ringan dan kecemasan akut.
Dinas keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, telah mengidentifikasi para pelaku penembakan sebagai dua bersaudara laki-laki Muhammad Zawahra (26) dan Kathem Zawahra (31) yang keduanya penduduk desa Ta’amra dekat Bethlehem di Tepi Barat.
Penyerang ketiga diidentifikasi sebagai Ahmed Al-Wahsh (31) juga merupakan penduduk daerah Betlehem.
Shin Bet mencatat salah satu saudara Zawahra sebelumnya telah dipenjara karena memasuki Israel secara ilegal.
Polisi melaporkan ketiga penyerang, yang menembaki warga sipil yang menunggu di lalu lintas hanya beberapa ratus meter dari pos pemeriksaan. Para pelaku bersenjatakan senapan serbu, senapan mesin ringan darurat, dan granat.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir telah mengunjungi lokasi kejadian, dan berterima kasih kepada pasukan keamanan serta warga sipil bersenjata karena menghentikan para penyerang dan mencegah bencana yang lebih serius.
“Kami mendistribusikan lebih banyak senjata. Saya pikir saat ini, semua orang memahami bahwa senjata menyelamatkan nyawa,” ujar dia seperti dikutip Times of Israel.
Dia mengharapkan lebih banyak pos pemeriksaan dipasang di jalan-jalan yang menghubungkan Yerusalem dan Palestina.
“Musuh kita tidak mencari-cari alasan, musuh kita hanya ingin mencelakakan kita,” ujar dia.
Sementara itu, Guy Yifrah, wali kota Ma'ale Adumim, permukiman Israel di Tepi Barat yang penduduknya sering harus melakukan perjalanan melalui pos pemeriksaan, meminta pemerintah “segera” membangun jalan baru untuk “menghentikan perjalanan bersama” warga Ma'ale Adumim dengan mobil-mobil warga Palestina” dan memasang dua pos pemeriksaan tambahan.
“Mengemudi bersama warga Palestina di Rute 1 adalah bom waktu,” ujar dia, seraya menuntut agar warga Palestina tidak diizinkan memasuki Yerusalem tanpa pemeriksaan.
Pekan lalu, penembakan lain terjadi di satu stasiun bus di Re’em Junction di Israel selatan, di mana seorang pria bersenjata membunuh dua warga sipil dan melukai empat orang lainnya sebelum dilumpuhkan petugas IDF yang sedang tidak bertugas.
Pihak berwenang Israel menyatakan 2 pria bersenjata tewas di lokasi kejadian oleh pasukan keamanan dan warga sipil bersenjata. Orang ketiga telah ditahan, menurut Times of Israel, namun kondisinya tidak jelas.
Pria yang terbunuh berusia 20-an tahun, menurut media lokal mengutip keterangan petugas medis.
Layanan Ambulans Magen David Adom mengatakan pihaknya merawat 12 orang, termasuk seorang wanita berusia 23 tahun yang kondisinya serius, empat orang lainnya kondisinya sedang, dan lima orang lainnya mengalami luka ringan dan kecemasan akut.
Dinas keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, telah mengidentifikasi para pelaku penembakan sebagai dua bersaudara laki-laki Muhammad Zawahra (26) dan Kathem Zawahra (31) yang keduanya penduduk desa Ta’amra dekat Bethlehem di Tepi Barat.
Penyerang ketiga diidentifikasi sebagai Ahmed Al-Wahsh (31) juga merupakan penduduk daerah Betlehem.
Shin Bet mencatat salah satu saudara Zawahra sebelumnya telah dipenjara karena memasuki Israel secara ilegal.
Polisi melaporkan ketiga penyerang, yang menembaki warga sipil yang menunggu di lalu lintas hanya beberapa ratus meter dari pos pemeriksaan. Para pelaku bersenjatakan senapan serbu, senapan mesin ringan darurat, dan granat.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir telah mengunjungi lokasi kejadian, dan berterima kasih kepada pasukan keamanan serta warga sipil bersenjata karena menghentikan para penyerang dan mencegah bencana yang lebih serius.
“Kami mendistribusikan lebih banyak senjata. Saya pikir saat ini, semua orang memahami bahwa senjata menyelamatkan nyawa,” ujar dia seperti dikutip Times of Israel.
Dia mengharapkan lebih banyak pos pemeriksaan dipasang di jalan-jalan yang menghubungkan Yerusalem dan Palestina.
“Musuh kita tidak mencari-cari alasan, musuh kita hanya ingin mencelakakan kita,” ujar dia.
Sementara itu, Guy Yifrah, wali kota Ma'ale Adumim, permukiman Israel di Tepi Barat yang penduduknya sering harus melakukan perjalanan melalui pos pemeriksaan, meminta pemerintah “segera” membangun jalan baru untuk “menghentikan perjalanan bersama” warga Ma'ale Adumim dengan mobil-mobil warga Palestina” dan memasang dua pos pemeriksaan tambahan.
“Mengemudi bersama warga Palestina di Rute 1 adalah bom waktu,” ujar dia, seraya menuntut agar warga Palestina tidak diizinkan memasuki Yerusalem tanpa pemeriksaan.
Pekan lalu, penembakan lain terjadi di satu stasiun bus di Re’em Junction di Israel selatan, di mana seorang pria bersenjata membunuh dua warga sipil dan melukai empat orang lainnya sebelum dilumpuhkan petugas IDF yang sedang tidak bertugas.
(sya)