Sentimen Anti-China dan Serangan terhadap Tionghoa Meningkat di Pakistan

Jum'at, 16 Februari 2024 - 17:47 WIB
loading...
A A A
Tentara Pembebasan Baloch (BLA) menentang proyek investasi China di provinsi Balochistan. Mereka memandang China terlibat dalam penindasan yang dilakukan pemerintah Pakistan terhadap rakyat Baloch. Kampanye anti-China yang dilakukan BLA bertujuan mengganggu dan melemahkan CPEC, yang mewakili sebagian besar investasi China di Pakistan.

Sejak tahun 2018, BLA telah melakukan beberapa serangan terhadap warga negara China (Tionghoa) dan instalasi CPEC. Pada Agustus 2023, BLA menyergap konvoi 23 insinyur China dan mengancam serangan lebih lanjut kecuali Beijing menarik diri sepenuhnya dari Balochistan. Pada 28 September 2022, seorang dokter gigi keturunan Tionghoa-Pakistan ditembak mati di Karachi.

Penyerang, yang menyamar sebagai pasien dokter gigi, melepaskan tembakan ke sebuah klinik, menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya. Para korban diidentifikasi sebagai Ronald Chow, Richard Hu, dan istrinya Margaret.

Tentara Rakyat Sindhudesh, sebuah kelompok militan etno-nasionalis, mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Kelompok tersebut menyatakan keberatan mereka terhadap proyek ekstraksi sumber daya China di Sindh dan Balochistan.

Pada 20 Agustus 2021, iring-iringan mobil yang membawa personel China yang bekerja di proyek East Bay Expressway di Gwadar (tempat CPEC berakhir) menjadi sasaran seorang pelaku bom bunuh diri. Dua anak-anak setempat tewas, dan satu pekerja China terluka.

Awal tahun itu di bulan Juli, sembilan warga negara China dan tiga warga Pakistan tewas dalam serangan di lokasi terowongan yang sedang dibangun di proyek pembangkit listrik tenaga air CPEC Dasu di Khyber Pakhtunkhwa.

Sentimen Anti-China


Pada tanggal 22 April 2021, Duta Besar China untuk Pakistan, Nong Rong, lolos tanpa cedera, namun lima orang tewas dan 12 lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di sebuah hotel mewah di Quetta, Pakistan.

Mir Sher Baz Khetran, peneliti senior di Institut Studi Strategis Islamabad, percaya bahwa aksi protes dan kekerasan semacam itu bisa sangat mengganggu stabilitas kehadiran China di Pakistan.

“Jika tidak ada proyek pembangunan yang dilakukan di bawah CPEC, hal ini akan memperkuat narasi pemberontak mengenai eksploitasi sumber daya di Balochistan,” ujar Khetran.

Sentimen anti-China di Pakistan bukanlah hal baru. Mungkin, kasus yang paling serius adalah penculikan tujuh pekerja panti pijat China (enam perempuan dan satu laki-laki) di dekat Masjid Lal Islamabad pada bulan Juni 2007. Penculikan dilakukan oleh mahasiswa dari dua seminari Islam yang berada di masjid tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1545 seconds (0.1#10.140)