10 Fakta Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza yang Dihancurkan Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza adalah masjid yang dibangun pemerintah dan masyarakat Indonesia sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina.
Lokasi masjid ini berada di kota Khan Younis, Jalur Gaza, dan dapat menampung sekitar 5.000 jemaah. Masjid ini juga menjadi pusat pembinaan penghafal Al-Qur’an dan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun, pada Desember 2023, masjid ini hancur akibat serangan udara Israel, yang menimbulkan duka dan kemarahan di kalangan umat Islam di Indonesia dan dunia.
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza merupakan bagian dari program bantuan rakyat Indonesia untuk Palestina, yang telah berlangsung sejak tahun 2008.
Program ini meliputi berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan keagamaan.
Salah satu proyek yang diinisiasi Indonesia adalah pembangunan masjid di Gaza, yang diharapkan dapat menjadi simbol persaudaraan dan persatuan antara Indonesia dan Palestina.
Nama masjid ini terinspirasi dari Masjid Istiqlal di Jakarta, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan salah satu ikon kebanggaan Indonesia.
Masjid Istiqlal di Jakarta diresmikan pada tahun 1978, setelah dibangun selama 17 tahun. Masjid ini memiliki arti kemerdekaan, karena dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza dimulai pada tahun 2019, dengan lahan seluas 1.751 meter persegi dan luas bangunan 940 meter persegi.
Dana pembangunan masjid ini berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia, yang dihimpun Yayasan Kasih Palestina dan platform galang donasi Sharing Happiness.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan berupa material bangunan, peralatan, dan tenaga ahli.
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza diresmikan pada tanggal 22 Februari 2022. Masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat ibadah, pendidikan, dan pemberdayaan bagi warga Gaza, serta menjadi saksi sejarah perjuangan dan kegigihan rakyat Palestina.
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, kultural, dan kemanusiaan.
Masjid ini memiliki fasilitas-fasilitas seperti ruang shalat, ruang kelas, perpustakaan, kantor, dapur, toilet, dan sumur.
Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan panel surya, yang dapat menghasilkan listrik sekitar 10 kilowatt, serta sistem pengolahan air yang dapat menyediakan air bersih sekitar 10.000 liter per hari.
Salah satu aktivitas utama yang dilakukan di masjid ini adalah pembinaan penghafal Al-Qur’an, yang melibatkan sekitar 2.000 anak-anak dan remaja Gaza.
Program ini bertujuan melestarikan dan mengembangkan generasi Qur’ani di Gaza, yang menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan akibat blokade dan agresi Israel.
Selain itu, masjid ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain, seperti pengajian, kajian, seminar, pelatihan, bazar, dan pesta pernikahan.
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza juga menjadi salah satu sumber bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, yang mengalami krisis ekonomi, sosial, dan kesehatan yang parah.
Di masjid ini sering disediakan bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan sekolah bagi warga yang membutuhkan.
Masjid ini juga menjadi tempat penyaluran bantuan dari berbagai lembaga dan organisasi kemanusiaan, baik dari Indonesia maupun dari negara-negara lain.
Pada Desember 2023, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza. Hingga saat ini, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel ini juga menghancurkan ribuan rumah, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya di Gaza.
Salah satu sasaran serangan Israel adalah Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, yang berada di kota Khan Younis, salah satu kota terbesar di Gaza.
Pada 11 Desember 2023, pesawat tempur Israel mengebom masjid ini, sehingga menyebabkan kerusakan parah dan kehancuran bangunan.
Kubah masjid ambruk, dinding masjid retak, dan perabotan masjid hancur. Hanya menara masjid yang masih berdiri sebagian, meskipun juga mengalami kerusakan sangat parah.
Kehancuran masjid ini menimbulkan duka dan kemarahan di kalangan umat Islam di Indonesia dan dunia.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel terhadap masjid ini, dan menuntut agar Israel bertanggung jawab atas perbuatan biadabnya.
Jokowi juga menegaskan Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan dari penjajahan Israel.
Organisasi-organisasi Islam di Indonesia, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis), juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan Israel terhadap masjid ini, dan mengajak umat Islam untuk bersatu dan berdoa bagi saudara-saudara mereka di Palestina.
Selain itu, organisasi-organisasi kemanusiaan di Indonesia, seperti Yayasan Kasih Palestina, Sharing Happiness, dan Dompet Dhuafa, juga menggalang donasi dan bantuan untuk membantu warga Gaza yang terdampak serangan barbar rezim kolonial Israel.
Meskipun masjid ini telah hancur, semangat persaudaraan dan solidaritas antara Indonesia dan Palestina tidak akan pudar.
Masjid ini akan tetap menjadi saksi sejarah perjuangan dan kegigihan rakyat Palestina, yang tidak pernah menyerah menghadapi penjajahan dan penindasan Israel.
Kehadiran masjid ini juga akan tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam di Indonesia dan dunia, untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemerdekaan dan kesejahteraan Palestina.
Masyarakat Indonesia juga terus menggalang donasi dan bantuan untuk membantu proses pembangunan kembali masjid ini serta Gaza secara luas.
Masjid ini juga diharapkan dapat kembali berfungsi sebagai tempat ibadah, pendidikan, dan pemberdayaan bagi warga Gaza, serta sebagai pusat kegiatan sosial, kultural dan kemanusiaan.
Lokasi masjid ini berada di kota Khan Younis, Jalur Gaza, dan dapat menampung sekitar 5.000 jemaah. Masjid ini juga menjadi pusat pembinaan penghafal Al-Qur’an dan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun, pada Desember 2023, masjid ini hancur akibat serangan udara Israel, yang menimbulkan duka dan kemarahan di kalangan umat Islam di Indonesia dan dunia.
1. Bantuan Rakyat Indonesia
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza merupakan bagian dari program bantuan rakyat Indonesia untuk Palestina, yang telah berlangsung sejak tahun 2008.
Program ini meliputi berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan keagamaan.
Salah satu proyek yang diinisiasi Indonesia adalah pembangunan masjid di Gaza, yang diharapkan dapat menjadi simbol persaudaraan dan persatuan antara Indonesia dan Palestina.
2. Terinspirasi Masjid Istiqlal di Jakarta
Nama masjid ini terinspirasi dari Masjid Istiqlal di Jakarta, yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan salah satu ikon kebanggaan Indonesia.
Masjid Istiqlal di Jakarta diresmikan pada tahun 1978, setelah dibangun selama 17 tahun. Masjid ini memiliki arti kemerdekaan, karena dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
3. Dibangun Mulai 2016
Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza dimulai pada tahun 2019, dengan lahan seluas 1.751 meter persegi dan luas bangunan 940 meter persegi.
Dana pembangunan masjid ini berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia, yang dihimpun Yayasan Kasih Palestina dan platform galang donasi Sharing Happiness.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan berupa material bangunan, peralatan, dan tenaga ahli.
4. Diresmikan 22 Februari 2022
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza diresmikan pada tanggal 22 Februari 2022. Masjid ini diharapkan dapat menjadi tempat ibadah, pendidikan, dan pemberdayaan bagi warga Gaza, serta menjadi saksi sejarah perjuangan dan kegigihan rakyat Palestina.
5. Punya Beragam Fungsi dan Aktivitas
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, kultural, dan kemanusiaan.
Masjid ini memiliki fasilitas-fasilitas seperti ruang shalat, ruang kelas, perpustakaan, kantor, dapur, toilet, dan sumur.
Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan panel surya, yang dapat menghasilkan listrik sekitar 10 kilowatt, serta sistem pengolahan air yang dapat menyediakan air bersih sekitar 10.000 liter per hari.
6. Bina Ribuan Penghafal Al-Qur’an
Salah satu aktivitas utama yang dilakukan di masjid ini adalah pembinaan penghafal Al-Qur’an, yang melibatkan sekitar 2.000 anak-anak dan remaja Gaza.
Program ini bertujuan melestarikan dan mengembangkan generasi Qur’ani di Gaza, yang menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan akibat blokade dan agresi Israel.
Selain itu, masjid ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain, seperti pengajian, kajian, seminar, pelatihan, bazar, dan pesta pernikahan.
7. Pusat Bantuan Kemanusiaan
Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza juga menjadi salah satu sumber bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, yang mengalami krisis ekonomi, sosial, dan kesehatan yang parah.
Di masjid ini sering disediakan bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan sekolah bagi warga yang membutuhkan.
Masjid ini juga menjadi tempat penyaluran bantuan dari berbagai lembaga dan organisasi kemanusiaan, baik dari Indonesia maupun dari negara-negara lain.
8. Dihancurkan Israel pada Desember 2023
Pada Desember 2023, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza. Hingga saat ini, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel ini juga menghancurkan ribuan rumah, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya di Gaza.
Salah satu sasaran serangan Israel adalah Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, yang berada di kota Khan Younis, salah satu kota terbesar di Gaza.
Pada 11 Desember 2023, pesawat tempur Israel mengebom masjid ini, sehingga menyebabkan kerusakan parah dan kehancuran bangunan.
Kubah masjid ambruk, dinding masjid retak, dan perabotan masjid hancur. Hanya menara masjid yang masih berdiri sebagian, meskipun juga mengalami kerusakan sangat parah.
9. Rakyat Indonesia Kutuk Israel
Kehancuran masjid ini menimbulkan duka dan kemarahan di kalangan umat Islam di Indonesia dan dunia.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel terhadap masjid ini, dan menuntut agar Israel bertanggung jawab atas perbuatan biadabnya.
Jokowi juga menegaskan Indonesia akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan dari penjajahan Israel.
Organisasi-organisasi Islam di Indonesia, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (Persis), juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan Israel terhadap masjid ini, dan mengajak umat Islam untuk bersatu dan berdoa bagi saudara-saudara mereka di Palestina.
Selain itu, organisasi-organisasi kemanusiaan di Indonesia, seperti Yayasan Kasih Palestina, Sharing Happiness, dan Dompet Dhuafa, juga menggalang donasi dan bantuan untuk membantu warga Gaza yang terdampak serangan barbar rezim kolonial Israel.
10. Masjid akan Dibangun Lagi
Meskipun masjid ini telah hancur, semangat persaudaraan dan solidaritas antara Indonesia dan Palestina tidak akan pudar.
Masjid ini akan tetap menjadi saksi sejarah perjuangan dan kegigihan rakyat Palestina, yang tidak pernah menyerah menghadapi penjajahan dan penindasan Israel.
Kehadiran masjid ini juga akan tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam di Indonesia dan dunia, untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemerdekaan dan kesejahteraan Palestina.
Masyarakat Indonesia juga terus menggalang donasi dan bantuan untuk membantu proses pembangunan kembali masjid ini serta Gaza secara luas.
Masjid ini juga diharapkan dapat kembali berfungsi sebagai tempat ibadah, pendidikan, dan pemberdayaan bagi warga Gaza, serta sebagai pusat kegiatan sosial, kultural dan kemanusiaan.
(sya)