Kondisi Pria Korban Racun Novichok Membaik

Rabu, 11 Juli 2018 - 09:24 WIB
Kondisi Pria Korban Racun Novichok Membaik
Kondisi Pria Korban Racun Novichok Membaik
A A A
LONDON - Petugas rumah sakit mengatakan kondisi pria yang terkena racun gas saraf di barat daya Inggris menunjukkan peningkatan.

Rumah Sakit Salisbury mengatakan bahwa Charlie Rowley telah mengalami peningkatan kecil tetapi signifikan dan sekarang dalam kondisi sadar. Meski begitu, pria berusia 45 tahun itu masih berada dalam kondisi kritis namun stabil.

"Saat ini adalah berita yang disambut baik, jelas kita belum keluar dari hutan. Charlie masih sangat tidak sehat," kata pihak rumah sakit dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AP, Rabu (11/7/2018).

Pasangan Rowley, Dawn Sturgess (44), meninggal setelah terkena Novichok, sebuah zat saraf kelas militer yang diproduksi di Uni Soviet selama Perang Dingin.

Baca Juga: Wanita Inggris Terkena Racun Novichok Akhirnya Tewas

Polisi mengatakan berdasarkan teori bahwa insiden ini terkait dengan serangan Novichok sebelumnya pada bulan Maret lalu di kota Salisbury. Saat itu mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia harus menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan setelah terkena racun Novichok.

Pasangan Charlie Rowley (45) dan Dawn Sturgess(44) ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah rumah di Amesbury, Wiltshire. Lokasi kejadian terbaru sekitar 10 mil dari tempat Sergei Skripal, mantan mata-mata Rusia yang membelot ke Inggris, bersama putrinya Yulia diracuni.

Kedua warga itu dinyatakan terkena serangan racun saraf ganas pada hari Kamis. Awalnya, pihak berwenang menduga keduanya ambruk karena mengonsumsi kokain. Namun, dalam pemeriksaan keduanya dinyatakan terpapar racun tipe Novichok.

Serangan racun saraf A234 ini telah memicu "perang" diplomatik antara negara-negara Barat pendukung Inggris dengan Rusia. Sejak kasus Skripal, Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh pemerintah Presiden Vladimir Putin sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan racun di wilayah Inggris. Aksi saling usir ratusan diplomat menjadi imbas pertikaian diplomatik.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5244 seconds (0.1#10.140)