Netanyahu pada Hamas: Menguji Israel, Balasan Akan Lebih Keras!
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memperingatkan Hamas untuk tidak menguji Israel. Sebab, serangan balasan militer Israel akan jauh lebih keras.
Netanyahu mengancam akan membombardir Gaza secara lebih keras jika kelompok militan wilayah itu terus meluncurkan serangan roket dan mortir ke Israel selatan.
"Satu hal sudah jelas. Ketika mereka menguji kami, mereka membayar segera," kata Netanyahu pada Rabu (30/5/2018) petang. "Mereka terus menguji kami, mereka akan membayar harga yang lebih keras!," ujar Netanyahu.
Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Jalur Gaza, Palestina, memanas setelah militer Israel dan kelompok militan di wilayah Gaza saling serang.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi, ada sekitar 180 roket dan mortir yang ditembakkan kelompok militan Gaza sejak Selasa hingga Rabu dini hari. Serangan roket ke Israel itu merupakan yang terbesar sejak Perang Gaza 2014.
Israel menanggapi serangan ratusan roket dan mortir dari Gaza itu dengan menyerang 65 target Hamas di seluruh Jalur Gaza, termasuk terowongan dua jalur. Terowongan yang diserangan itu salah satu jalur sepanjang 1 kilometer menuju ke Semenanjung Sinai, Mesir dan jalur lainnya sepanjang 900 meter menuju wilayah Israel.
Aksi saling serang berhenti pada Rabu siang. Hal itu memicu spekuklasi bahwa Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir.
"IDF telah bereaksi keras, sejak kemarin, terhadap tembakan roket dari Jalur Gaza dengan menyerang lusinan sasaran teroris. Ini adalah pukulan paling keras yang telah kami tangani selama bertahun-tahun," ujar Netanyahu, seperti dikutip AFP.
Dia menuduh Iran telah menginspirasi kelompok Hamas dan Jihad Islam di Gaza untuk menyerang Israel.
"Hamas, Jihad Islam dan organisasi teroris lainnya bertanggung jawab atas eskalasi ini," kata Netanyahu. "Saya tidak bermaksud untuk memberikan detail tentang rencana kami, karena saya tidak ingin musuh tahu apa yang ada di tokonya."
Netanyahu mengancam akan membombardir Gaza secara lebih keras jika kelompok militan wilayah itu terus meluncurkan serangan roket dan mortir ke Israel selatan.
"Satu hal sudah jelas. Ketika mereka menguji kami, mereka membayar segera," kata Netanyahu pada Rabu (30/5/2018) petang. "Mereka terus menguji kami, mereka akan membayar harga yang lebih keras!," ujar Netanyahu.
Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Jalur Gaza, Palestina, memanas setelah militer Israel dan kelompok militan di wilayah Gaza saling serang.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi, ada sekitar 180 roket dan mortir yang ditembakkan kelompok militan Gaza sejak Selasa hingga Rabu dini hari. Serangan roket ke Israel itu merupakan yang terbesar sejak Perang Gaza 2014.
Israel menanggapi serangan ratusan roket dan mortir dari Gaza itu dengan menyerang 65 target Hamas di seluruh Jalur Gaza, termasuk terowongan dua jalur. Terowongan yang diserangan itu salah satu jalur sepanjang 1 kilometer menuju ke Semenanjung Sinai, Mesir dan jalur lainnya sepanjang 900 meter menuju wilayah Israel.
Aksi saling serang berhenti pada Rabu siang. Hal itu memicu spekuklasi bahwa Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir.
"IDF telah bereaksi keras, sejak kemarin, terhadap tembakan roket dari Jalur Gaza dengan menyerang lusinan sasaran teroris. Ini adalah pukulan paling keras yang telah kami tangani selama bertahun-tahun," ujar Netanyahu, seperti dikutip AFP.
Dia menuduh Iran telah menginspirasi kelompok Hamas dan Jihad Islam di Gaza untuk menyerang Israel.
"Hamas, Jihad Islam dan organisasi teroris lainnya bertanggung jawab atas eskalasi ini," kata Netanyahu. "Saya tidak bermaksud untuk memberikan detail tentang rencana kami, karena saya tidak ingin musuh tahu apa yang ada di tokonya."
(mas)