Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:30 WIB
loading...
A A A
3. Pemilu Turki 2015
Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Pemilu ke-24 Turki diadakan pada 7 Juni 2015 dengan empat partai peserta. Partai yang berkuasa saat itu, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) kehilangan suara mayoritas di parlemen yakni hanya mengumpulkan 40,9% suara.

Tiga peserta lain yakni Partai Rakyat Republik (CHP), Partai Gerakan Nasionalis (MHP), dan Partai Demokrat Rakyat (HDP). Namun, kontroversi membayangi pemilihan sebelum, selama, dan setelah hasilnya diumumkan. Selama kampanye, Presiden Recep Tayyip Erdogan , dituduh melakukan kecurangan.

Hasil pemilu menghasilkan komposisi kursi parlemen yang menggantung pertama kali di negara itu dengan AKP mengumpulkan 40,9%, CHP 25%, MHP 16,3%, dan HDP 13,1%. Pembicaraan untuk membentuk pemerintah koalisi gagal beberapa kali. AKP mendukung pemilu dini yang akhirnya diadakan pada 1 November 2015. (Baca juga: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid)

4. Pemilu Serbia 1996 dan 2000
Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Pemilu Serbia diadakan pada 3 dan 16 November 1996. Koalisi Partai Sosialis Serbia dan mitranya muncul sebagai kubu pemenang terbesar di Parlemen Federal. Pihak oposisi menggelar protes hasil pemilu karena mengklaim terdapat banyak kecurangan pemilu yang diduga dilakukan Presiden Slobodan Milosevic.

Selanjutnya pemilu 2000 diadakan pada 24 September. Ini merupakan pemilu bebas pertama di negara itu sejak 1992. Hasil awal menunjukkan kandidat oposisi Vojislav Kostunica unggul dari Milosevic sebagai petahana. Meski demikian, perolehan suara kandidat oposisi kurang dari 50,01% dan sesuai aturan diperlukan putaran kedua pemilu.

Vojislav bersikeras bahwa dia tidak hanya unggul tetapi juga telah melampaui ambang batas perolehan suara yang disyaratkan sebagai pemenang. Kekerasan spontan pecah, di mana pendukung Vojislav memaksa Milosevic mengundurkan diri pada 7 Oktober 2000 dan mengakui kekalahan. (LIhat grafis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)

5. Pemilihan Presiden Rumania 2014
Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Pemilihan Presiden Rumania 2014 digelar dalam dua putaran. Di putaran pertama pada 2 November, dua dari 14 kandidat lolos ke putaran kedua. Keduanya yakni Victor Ponta dari Partai Sosial Demokrat, dan Klaus Iohannis dari Partai Liberal Nasional (PNL).

Putaran kedua digelar pada 16 November 2014. Mahkamah Konstitusi akhirnya menetapkan Klaus Iohannis sebagai presiden. (Baca juga: Kemenangan Fenomenal Iohannis)

Pemilihan diwarnai protes, di mana para pemilih di luar negeri menyatakan ketidakpuasan. Pemilih Diaspora yang melakukan protes di sekitar tempat pemungutan suara di Paris, London, New York, dan Madrid.

Hasil pemungutan suara yang memenangkan Iogannis dinilai sangat mengejutkan karena dirinya tidak diunggulkan ketimbang Ponta. Pemilihan juga diwarnai dugaan suap yakni adanya distribusi makanan kepada lebih dari 6,5 juta orang selama kampanye.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1710 seconds (0.1#10.140)