Jerman Siap Hadapi Perang Dunia III Rusia-NATO Tahun Depan, Ini Respons Kremlin
loading...
A
A
A
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Desember lalu mengatakan Angkatan Bersenjata Ukraina kehilangan lebih dari 125.000 orang dan 16.000 unit senjata selama serangan balasan enam bulan.
Tanpa memberikan rincian spesifik, publikasi media Jerman mencatat bahwa lokasi yang paling mungkin terjadinya "bentrokan" adalah apa yang disebut "Celah Suwalki" atau "Koridor Suwalki". Itu adalah bagian sepanjang sekitar 100 km di dekat kota Suwalki di timur laut Polandia, yang terletak di antara Belarusia dan wilayah Kaliningrad di Rusia.
Pada bulan Juli, menurut dokumen rahasia yang dikutip Bild, Rusia kemungkinan akan melancarkan serangan siber dan bentuk perang hibrida lainnya terhadap negara-negara Baltik.
Selain itu, lanjut laporan tersebut, bentrokan akan terjadi yang mana Moskow seolah-olah dapat menggunakannya sebagai alasan untuk memulai latihan skala besar di wilayahnya dan di Belarusia.
Lebih lanjut, laporan itu mengatakan bahwa pada bulan Oktober, Rusia kemungkinan akan mengirim pasukan dan rudal jarak menengah ke wilayah Kaliningrad, dan pada bulan Desember mungkin akan terjadi konflik perbatasan di Koridor Suwalki.
Menurut Bild, dokumen rahasia itu menunjukkan bahwa ketika Washington untuk sementara dibiarkan tanpa pemimpin sebagai akibat dari pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2014, Rusia, dengan dukungan Belarusia, akan mengulangi invasi tahun 2014 ke Ukraina di wilayah NATO.
“Tindakan Rusia dan Barat, yang berpuncak pada pengiriman ratusan ribu tentara NATO dan pecahnya perang yang tak terhindarkan pada musim panas tahun 2025 dijelaskan hingga ke bulan dan lokasi yang tepat,” papar Bild, mengeklaim mengacu pada rencana rahasia Bundeswehr.
Namun, laporan tersebut membiarkan pertanyaan tetap terbuka tentang bagaimana eskalasi hipotetis ini akan berakhir.
Ini bukan pertama kalinya Bild menulis tentang Rusia yang dilaporkan bersiap untuk perang dengan NATO.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bereaksi dengan ironi terhadap publikasi tersebut. Dia berkomentar di Telegram bahwa dirinya tidak mengesampingkan bagian analitis untuk Bundeswehr disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Jerman di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock.
Tanpa memberikan rincian spesifik, publikasi media Jerman mencatat bahwa lokasi yang paling mungkin terjadinya "bentrokan" adalah apa yang disebut "Celah Suwalki" atau "Koridor Suwalki". Itu adalah bagian sepanjang sekitar 100 km di dekat kota Suwalki di timur laut Polandia, yang terletak di antara Belarusia dan wilayah Kaliningrad di Rusia.
Pada bulan Juli, menurut dokumen rahasia yang dikutip Bild, Rusia kemungkinan akan melancarkan serangan siber dan bentuk perang hibrida lainnya terhadap negara-negara Baltik.
Selain itu, lanjut laporan tersebut, bentrokan akan terjadi yang mana Moskow seolah-olah dapat menggunakannya sebagai alasan untuk memulai latihan skala besar di wilayahnya dan di Belarusia.
Lebih lanjut, laporan itu mengatakan bahwa pada bulan Oktober, Rusia kemungkinan akan mengirim pasukan dan rudal jarak menengah ke wilayah Kaliningrad, dan pada bulan Desember mungkin akan terjadi konflik perbatasan di Koridor Suwalki.
Menurut Bild, dokumen rahasia itu menunjukkan bahwa ketika Washington untuk sementara dibiarkan tanpa pemimpin sebagai akibat dari pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2014, Rusia, dengan dukungan Belarusia, akan mengulangi invasi tahun 2014 ke Ukraina di wilayah NATO.
“Tindakan Rusia dan Barat, yang berpuncak pada pengiriman ratusan ribu tentara NATO dan pecahnya perang yang tak terhindarkan pada musim panas tahun 2025 dijelaskan hingga ke bulan dan lokasi yang tepat,” papar Bild, mengeklaim mengacu pada rencana rahasia Bundeswehr.
Namun, laporan tersebut membiarkan pertanyaan tetap terbuka tentang bagaimana eskalasi hipotetis ini akan berakhir.
Ini bukan pertama kalinya Bild menulis tentang Rusia yang dilaporkan bersiap untuk perang dengan NATO.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bereaksi dengan ironi terhadap publikasi tersebut. Dia berkomentar di Telegram bahwa dirinya tidak mengesampingkan bagian analitis untuk Bundeswehr disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Jerman di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock.