Militer AS Cari Cara Kalahkan China di Indo-Pasifik
loading...
A
A
A
Menurut laporan Stars and Stripes, militer AS juga telah melakukan latihan yang melibatkan pengerahan sekitar selusin jet tempur siluman F-35B Lightning II Joint Strike Fighters di USS America, sebuah kapal serbu amfibi.
Pakar Angkatan Laut yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan eksperimen itu merupakan tanggapan terhadap perluasan kapasitas tempur Angkatan Laut dan Angkatan Udara PLA.
"AS khawatir armadanya akan diusir dari Pasifik barat," katanya. (Baca juga: China Balas Pompeo: Laut China Selatan Bukan Hawaii-nya AS )
PLA, kata Li, memiliki daya tembak yang cukup untuk menghadapi armada Amerika jika terjadi pertempuran lepas pantai.
"Sistem roket peluncuran ganda Tipe PCL191 China, yang memiliki jangkauan hingga 400 km (250 mil), dan peluncur roket lainnya adalah opsi berbiaya rendah paling efisien untuk menangani konflik head-to-head," katanya.
"PLA juga mengembangkan sistem radar gelombang permukaan frekuensi tinggi baru untuk mendeteksi jet tempur siluman seperti F-35, dan senjata perang elektronik canggih lainnya."
Song Zhongping mengatakan kesulitan terbesar yang mungkin dihadapi AS dengan strategi penahanannya adalah mempertahankan kerja sama dengan sekutunya.
"Tindakan balasan terbaik Beijing adalah mengganggu aliansi itu," katanya.
"Saat ini, hanya Australia yang mendengarkan AS. Sekutu lainnya, seperti Jepang, Singapura, Filipina, dan anggota ASEAN lainnya (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) belum memutuskan apa yang harus dilakukan karena mereka tidak mau untuk memihak Beijing dan Washington," imbuh dia.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Pakar Angkatan Laut yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan eksperimen itu merupakan tanggapan terhadap perluasan kapasitas tempur Angkatan Laut dan Angkatan Udara PLA.
"AS khawatir armadanya akan diusir dari Pasifik barat," katanya. (Baca juga: China Balas Pompeo: Laut China Selatan Bukan Hawaii-nya AS )
PLA, kata Li, memiliki daya tembak yang cukup untuk menghadapi armada Amerika jika terjadi pertempuran lepas pantai.
"Sistem roket peluncuran ganda Tipe PCL191 China, yang memiliki jangkauan hingga 400 km (250 mil), dan peluncur roket lainnya adalah opsi berbiaya rendah paling efisien untuk menangani konflik head-to-head," katanya.
"PLA juga mengembangkan sistem radar gelombang permukaan frekuensi tinggi baru untuk mendeteksi jet tempur siluman seperti F-35, dan senjata perang elektronik canggih lainnya."
Song Zhongping mengatakan kesulitan terbesar yang mungkin dihadapi AS dengan strategi penahanannya adalah mempertahankan kerja sama dengan sekutunya.
"Tindakan balasan terbaik Beijing adalah mengganggu aliansi itu," katanya.
"Saat ini, hanya Australia yang mendengarkan AS. Sekutu lainnya, seperti Jepang, Singapura, Filipina, dan anggota ASEAN lainnya (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) belum memutuskan apa yang harus dilakukan karena mereka tidak mau untuk memihak Beijing dan Washington," imbuh dia.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(min)