Doa dan Pesan Sang Ibu Arouri setelah Wakil Kepala Hamas Tewas Dibom Israel

Jum'at, 05 Januari 2024 - 20:30 WIB
loading...
A A A
Kata-kata tegas Aisha bergema sebagai pesan kekuatan kepada semua pendukung dan pejuang yang mengambil sikap berani mengorbankan hidup mereka demi tujuan yang lebih besar.

Penyesalan Gramsci


Terkurung di penjara fasis, pada awal tahun 1930-an, intelektual Italia Antonio Gramsci menulis, “Menurut pendapat saya, saya bersedia kehilangan nyawa saya, tidak hanya tinggal di penjara. Dan inilah mengapa saya tenang dan damai dengan diri saya sendiri.”

Namun, Gramsci menyesal telah menyakiti ibunya, seperti yang dia tulis dalam suratnya pada tahun 1931.

“Ibu tersayang: Aku ingin sekali memelukmu erat-erat untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu dan untuk menghilangkan sebagian rasa sakit yang aku timbulkan padamu, tapi aku tidak bisa melakukan sebaliknya,” ungkap Gramsci.

“Itulah hidup, sangat sulit, dan terkadang anak-anak harus sangat menyakiti ibunya sendiri, demi menjaga kehormatan dan martabat mereka sebagai manusia,” ujar dia.

“Saat saya mendengarkan pesan kuat dari ibu Arouri, saya merasa bahwa ketakutan Gramsci akan menyakiti ibunya telah diatasi, dengan cara yang paling meyakinkan,” ungkap Romana Rubeo, penulis Italia dan editor Palestine Chronicle yang membandingkan Gramsci dengan Arouri.

Rubeo menjelaskan, “Seolah-olah Aisha adalah ibu Gramsci, yang memberitahunya untuk tidak khawatir akan menyakitinya, bahwa dia mengetahui dan menghormati misi hidupnya, dan bahwa dia sangat bangga padanya.”

“Semoga Allah meridhoi dia,” ungkap Aisha tentang putranya, Saleh al-Arouri, atau Antonio Gramsci.

Suaranya merupakan campuran dari kesedihan, cinta dan kehormatan yang tak ada habisnya.
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)