Su-57 Bukti Suriah Jadi 'Taman Bermain' Senjata Canggih Rusia
A
A
A
MOSKOW - Empat pesawat jet tempur siluman generasi kelima Rusia, Su-57 , tiba-tiba muncul di langit Suriah beberapa hari lalu. Padahal, jet tempur tercanggih Moskow itu belum masuk layanan militer dan baru tahap produksi massal.
Kremlin maupun Kementerian Pertahanan Rusia masih bungkam untuk mengakui pengerahan pesawat jet tempur tersebut. Namun, sumber militer kepada surat kabar Kommersant pada Senin (26/2/2018) membenarkan pengerahan tersebut, namun bukan untuk misi tempur.
Sumber militer itu mengatakan, jet-jet tempur Su-57 dikirim ke Suriah untuk menguji sistem radar dan peperangan elektronik. Keputusan pengerahan itu, kata dia, diputuskan saat MAKS Air Show digelar tahun lalu di Zhukovsky, luar Kota Moskow.
Tujuan lain dari penyebaran jet-jet tempur generasi kelima ini adalah untuk mempromosikan kemampuan industri militer Rusia dengan menampilkan aktivitas produknya di Suriah.
Penampakan pesawat itu pertama kali dilaporkan Sputnik Arabic. Laporan itu melampirkan foto-foto kemunculan Su-57 di Pangkalan Udara Hmeymim Suriah yang diunggah pengguna Twitter, Wael Al Hussaini.
Tes pesawat tempur tercanggih Rusia di Suriah hanya contoh kecil dari ratusan senjata tipe baru yang diuji militer Moskow di negara sekutunya tersebut.
Anggota senior parlemen Rusia mengungkap militer negaranya telah menguji lebih dari 200 jenis senjata baru di Suriah selama operasi tempur mendukung Presiden Bashar al-Assad. Politisi itu mengungkapnya di saat Moskow dituduh ikut melakukan serangan udara terhadap wilayah Ghouta yang dikuasai pemberontak anti-Assad.
”Ketika kami membantu orang-orang Suriah, kami menguji lebih dari 200 jenis senjata baru," kata Vladimir Shamanov, mantan komandan angkatan udara Rusia yang sekarang menjabat sebagai kepala komite pertahanan Duma Rusia.
”Bukan suatu kebetulan bahwa hari ini mereka datang kepada kita dari berbagai arah untuk membeli senjata kami, termasuk negara-negara yang bukan sekutu kami,” ujarnya.
”Hari ini kompleks industri militer membuat tentara kami terlihat dengan cara yang bisa kami banggakan,” imbuh dia.
Konflik Suriah saat ini kembali jadi sorotan masyarakat internasional setelah Ghouta Timur dibombardir pasukan rezim Suriah selama sepekan terakhir.
Al Jazeera mengutip kelompok pemantau dan medis menyebut korban tewas sudah lebih dari 500 orang sebelum Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi gencatan senjata di Suriah. Kremlin membantah terlibat dalam serangan udara di Ghouta.
Amerika Serikat (AS) yang ikut mengonfirmasi kemunculan Su-57 Rusia, juga ikut pamer jet tempur F-22 di Latakia, Suriah.
Perusahaan satelit Israel, ImageSat International, juga membuktikan kehadian Su-57 Rusia itu dengan merilis gambar satelit pada hari Jumat, 23 Februari 2018. ”Pesawat tersebut dikirim ke pangkalan Khmeimim untuk sebuah tes dalam kondisi nyata,” kata perusahaan satelit tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dengan berbagai pengakuan dan bukti citra satelit, sulit bagi Moskow untuk menampik bahwa militernya menggunakan Suriah sebagai “taman bermain” untuk menguji berbagai senjata canggihnya.
Kemampuan jet tercanggih Moskow itu serupa dengan jet tempur generasi kelima China, Chengdu J-20. AS juga terus mengembangkan jet tempur generasi kelima, F-35.
Pentagon telah mengkritik kemunculan Su-57 di langit Suriah yang dianggap tak sesuai dengan komitmen Presiden Vladimir Putin yang ingin menarikan pasukannya dari Suriah.
”Kami tidak menganggap jet itu sebagai ancaman bagi operasi kami di Suriah, dan (kami) akan terus melakukan operasi dekonflasi seperlunya,” kata Eric Pahon, juru bicara Departemen Pertahanan AS.
”Koalisi tetap fokus pada kekalahan abadi ISIS. Namun, kami meminta semua pihak untuk tetap fokus untuk mengalahkan ISIS, mengurangi dan menyelesaikan konflik Suriah, dan melindungi warga sipil yang tidak berdosa,” ujar Pahon.
Sebelum mengerahkan jet Su-57, Rusia pernah pamer kekuatan militernya dengan mengoperasikan helikopter tempur dan rudal jelajah di berbagai titik dalam perang Suriah.
Kremlin maupun Kementerian Pertahanan Rusia masih bungkam untuk mengakui pengerahan pesawat jet tempur tersebut. Namun, sumber militer kepada surat kabar Kommersant pada Senin (26/2/2018) membenarkan pengerahan tersebut, namun bukan untuk misi tempur.
Sumber militer itu mengatakan, jet-jet tempur Su-57 dikirim ke Suriah untuk menguji sistem radar dan peperangan elektronik. Keputusan pengerahan itu, kata dia, diputuskan saat MAKS Air Show digelar tahun lalu di Zhukovsky, luar Kota Moskow.
Tujuan lain dari penyebaran jet-jet tempur generasi kelima ini adalah untuk mempromosikan kemampuan industri militer Rusia dengan menampilkan aktivitas produknya di Suriah.
Penampakan pesawat itu pertama kali dilaporkan Sputnik Arabic. Laporan itu melampirkan foto-foto kemunculan Su-57 di Pangkalan Udara Hmeymim Suriah yang diunggah pengguna Twitter, Wael Al Hussaini.
Tes pesawat tempur tercanggih Rusia di Suriah hanya contoh kecil dari ratusan senjata tipe baru yang diuji militer Moskow di negara sekutunya tersebut.
Anggota senior parlemen Rusia mengungkap militer negaranya telah menguji lebih dari 200 jenis senjata baru di Suriah selama operasi tempur mendukung Presiden Bashar al-Assad. Politisi itu mengungkapnya di saat Moskow dituduh ikut melakukan serangan udara terhadap wilayah Ghouta yang dikuasai pemberontak anti-Assad.
”Ketika kami membantu orang-orang Suriah, kami menguji lebih dari 200 jenis senjata baru," kata Vladimir Shamanov, mantan komandan angkatan udara Rusia yang sekarang menjabat sebagai kepala komite pertahanan Duma Rusia.
”Bukan suatu kebetulan bahwa hari ini mereka datang kepada kita dari berbagai arah untuk membeli senjata kami, termasuk negara-negara yang bukan sekutu kami,” ujarnya.
”Hari ini kompleks industri militer membuat tentara kami terlihat dengan cara yang bisa kami banggakan,” imbuh dia.
Konflik Suriah saat ini kembali jadi sorotan masyarakat internasional setelah Ghouta Timur dibombardir pasukan rezim Suriah selama sepekan terakhir.
Al Jazeera mengutip kelompok pemantau dan medis menyebut korban tewas sudah lebih dari 500 orang sebelum Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi gencatan senjata di Suriah. Kremlin membantah terlibat dalam serangan udara di Ghouta.
Amerika Serikat (AS) yang ikut mengonfirmasi kemunculan Su-57 Rusia, juga ikut pamer jet tempur F-22 di Latakia, Suriah.
Perusahaan satelit Israel, ImageSat International, juga membuktikan kehadian Su-57 Rusia itu dengan merilis gambar satelit pada hari Jumat, 23 Februari 2018. ”Pesawat tersebut dikirim ke pangkalan Khmeimim untuk sebuah tes dalam kondisi nyata,” kata perusahaan satelit tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dengan berbagai pengakuan dan bukti citra satelit, sulit bagi Moskow untuk menampik bahwa militernya menggunakan Suriah sebagai “taman bermain” untuk menguji berbagai senjata canggihnya.
Kemampuan jet tercanggih Moskow itu serupa dengan jet tempur generasi kelima China, Chengdu J-20. AS juga terus mengembangkan jet tempur generasi kelima, F-35.
Pentagon telah mengkritik kemunculan Su-57 di langit Suriah yang dianggap tak sesuai dengan komitmen Presiden Vladimir Putin yang ingin menarikan pasukannya dari Suriah.
”Kami tidak menganggap jet itu sebagai ancaman bagi operasi kami di Suriah, dan (kami) akan terus melakukan operasi dekonflasi seperlunya,” kata Eric Pahon, juru bicara Departemen Pertahanan AS.
”Koalisi tetap fokus pada kekalahan abadi ISIS. Namun, kami meminta semua pihak untuk tetap fokus untuk mengalahkan ISIS, mengurangi dan menyelesaikan konflik Suriah, dan melindungi warga sipil yang tidak berdosa,” ujar Pahon.
Sebelum mengerahkan jet Su-57, Rusia pernah pamer kekuatan militernya dengan mengoperasikan helikopter tempur dan rudal jelajah di berbagai titik dalam perang Suriah.
(mas)