Bagaimana Hamas Melumpuhkan Sistem AI Israel baik Gospel dan Alchemist?
loading...
A
A
A
2. Efektif untuk Serangan Udara, bukan Operasi Darat
Foto/Reuters
AI menyaring banyak informasi, yang mencakup pergerakan manusia, potensi lokasi peluncuran roket, dan aktivitas tidak biasa, dan menghasilkan setidaknya 100 target setiap hari. Selain itu, intersepsi sinyal, informan lokal, dan intelijen open source juga diserap oleh Gospel.
Sebelum sistem ini hadir, Israel dapat menghasilkan sekitar 50 target di Gaza dalam setahun, namun kini dapat melakukannya dalam hitungan jam.
Gospel memprioritaskan sasaran karena Israel diketahui kini melakukan serangan yang lebih tepat dengan bom berdiameter kecil GBU-39 seberat 110kg dibandingkan dengan bom seberat 900kg yang menyebabkan kehancuran seperti itu pada awal perang.
Gospel digabungkan dengan Alchemist, yang memantau perbatasan Gaza, dan data dimasukkan ke dalam “pabrik pengetahuan Israel” yang menyaring intelijen.
“Gospel menggabungkan semua informasi intelijen yang dikumpulkan oleh seluruh dinas Israel untuk memberikan solusi penargetan,” kata Sam Cranny-Evans, seorang analis militer di sebuah perusahaan keamanan. “Hal ini memainkan peran penting dalam cara Israel melakukan operasi, karena memungkinkan mereka untuk mencapai lokasi peluncuran roket dalam beberapa menit setelah siap.
“Dalam hal penerapan sistem penargetan AI modern, ini adalah pertama kalinya hal ini dilakukan dalam peperangan sebesar ini.”
“Gaza ideal untuk AI karena wilayahnya kecil dan Israel mempunyai begitu banyak aset yang terfokus pada wilayah tersebut sehingga setiap helai rumput bisa tertutupi,” kata mantan komandan tank Hamish de Bretton-Gordon, dilansir The National News.
Serangan terkoordinasi tersebut diperkirakan berdampak signifikan terhadap kemampuan Hamas dalam melakukan operasi di Gaza.
“Tampaknya Hamas cukup terkejut dengan senjata yang dikerahkan untuk melawan mereka karena perlawanan mereka cukup terpecah,” kata Cranny-Evans, dilansir The National News.
3. Unggul dalam Terowongan dan Medan Perang
Foto/Reuters