Israel Banjiri Terowongan Gaza dengan Air Laut, Putus Asa karena Gagal Kalahkan Hamas
loading...
A
A
A
GAZA - Militer Israel telah memulai membanjiri terowongan bawah tanah di Gaza, Palestina, dengan air laut yang dipompa. Analis Palestina menilai taktik militer Zionis ini adalah tindakan putus asa karena gagal mengalahkan Hamas dalam perang lebih dari 60 hari.
Aksi militer Zionis Israel itu dilaporkan The Wall Street Journal. Ini pada dasarnya adalah meniru cara Mesir Sekitar sepuluh tahun yang lalu, di mana saat itu pemerintah Presiden Abdel Fattah al-Sisi membanjiri terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir.
Saat itu, al-Sisi baru saja menggulingkan Presiden Mohammed Morsi yang terpilih secara demokratis.
Al-Sisi membutuhkan banyak modal politik untuk tetap berkuasa dan mencegah potensi kritik Amerika Serikat (AS), betapapun dangkalnya, atas penggulingan Morsi.
Untuk melakukan hal ini, al-Sisi perlu menampilkan dirinya di hadapan Washington sebagai sekutu yang dapat diandalkan–dan cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menindak warga Palestina dan kelompok perlawanan mereka.
Dalam waktu singkat, Mesir mulai membanjiri terowongan dengan air limbah. Selain bencana lingkungan yang disebabkan oleh air limbah, hal ini juga menyebabkan kematian banyak warga Palestina, termasuk orang-orang yang mencoba melarikan diri dari pengepungan, serta beberapa dari mereka yang terlibat dalam bisnis terowongan yang berkembang pesat.
Sejak 2007, Gaza berada di bawah kepungan Israel. Mesir berpartisipasi dalam pengepungan tersebut dengan mencegah warga Palestina menggunakan Penyeberangan Rafah sebagai jalur alternatif untuk barang-barang komersial–makanan, bahan bakar, bahan bangunan, dan lain-lain.
Selain itu, Mesir telah berulang kali menutup Penyeberangan Rafah, menyebabkan ribuan warga Palestina terdampar di kedua sisi perbatasan.
Dengan hancurnya terowongan-terowongan tersebut, salah satu dari sedikit bantuan yang tersisa di tangan warga Palestina di Gaza pun terputus. Pengepungan mereka terhadap warga Palestina kini telah selesai.
Aksi militer Zionis Israel itu dilaporkan The Wall Street Journal. Ini pada dasarnya adalah meniru cara Mesir Sekitar sepuluh tahun yang lalu, di mana saat itu pemerintah Presiden Abdel Fattah al-Sisi membanjiri terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir.
Saat itu, al-Sisi baru saja menggulingkan Presiden Mohammed Morsi yang terpilih secara demokratis.
Al-Sisi membutuhkan banyak modal politik untuk tetap berkuasa dan mencegah potensi kritik Amerika Serikat (AS), betapapun dangkalnya, atas penggulingan Morsi.
Untuk melakukan hal ini, al-Sisi perlu menampilkan dirinya di hadapan Washington sebagai sekutu yang dapat diandalkan–dan cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menindak warga Palestina dan kelompok perlawanan mereka.
Dalam waktu singkat, Mesir mulai membanjiri terowongan dengan air limbah. Selain bencana lingkungan yang disebabkan oleh air limbah, hal ini juga menyebabkan kematian banyak warga Palestina, termasuk orang-orang yang mencoba melarikan diri dari pengepungan, serta beberapa dari mereka yang terlibat dalam bisnis terowongan yang berkembang pesat.
Pengepungan dan Terowongan
Sejak 2007, Gaza berada di bawah kepungan Israel. Mesir berpartisipasi dalam pengepungan tersebut dengan mencegah warga Palestina menggunakan Penyeberangan Rafah sebagai jalur alternatif untuk barang-barang komersial–makanan, bahan bakar, bahan bangunan, dan lain-lain.
Selain itu, Mesir telah berulang kali menutup Penyeberangan Rafah, menyebabkan ribuan warga Palestina terdampar di kedua sisi perbatasan.
Dengan hancurnya terowongan-terowongan tersebut, salah satu dari sedikit bantuan yang tersisa di tangan warga Palestina di Gaza pun terputus. Pengepungan mereka terhadap warga Palestina kini telah selesai.